Polemik Kekeliruan Baca Teks Pancasila, Begini Klarifikasi Gubernur

Wacana.info
Konfrensi Pers Ali Baal Masdar. (Foto/Rahmat)

MAMUJU--Publik Sulawesi Barat, bahkan nasional belakangan disajikan keriuhan polemik soal insiden Gubernur Sulawesi Barat, Ali Baal Masdar yang keliru membacakan teks Pancasila beberapa waktu lalu.

Sesungguhnya, diskusi soal kekeliruan yang dilakukan Ali saat menjadi inspektur upacara peringatan Hari Sumpah pemuda itu perlahan mulai redup. Hingga kembali memanas tatkala mantan Bupati Polman tersebut menyebut sila pertama dan sila kelima Pancasila terlalu berjarak.

Publik pun kembali diributkan dengan ucapan dari Gubernur di atas. Situs berita kenamaan sekelas Kompas.com saja merilis judul 'Akui Salah Baca Teks Pancasila, Gubernur Sulbar Usulkan Rombak Urutan Sila'.

Sempat menjadi yang terpopuler di portal Kompas.com, berita yang diposting 14 November 2017 itu menuai ragam komentar dari masyarakat. Mayoritas dari tanggapan publik itu mengecam statement dari sang pemimpin pemerintahan di Sulawesi Barat tersebut.

Di Sulawesi Barat sendiri, puluhan orang yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa Indonesia mendatangi gedung DPRD, Selasa kemarin. Mereka mendesak agar lembaga legislatif itu menggunakan hak interpelasi dan hak angket untuk meminta penjelasan Gubernur terkait kegaduhan pasca insiden kekhilafan membaca teks Pancasila.

Rabu (22/11) sore, Ali Baal Masdar akhirnya mengklarifikasi serangkaian kegaduhan yang timbul beberapa waktu belakangan ini. Lewat sebuah konfrensi pers, Ali menyampaikan 2 poin utama sebagai klarifikasi sekaligus penjelasan darinya.

"Saya tidak pernah berniat maupun mengucapkan kalimat yang akan merubah susunan sila-sila dari Pancasila," kata Ali Baal Masdar dalam konfrensi pers yang ia gelar di Rujab Gubernur.

Soal ucapannya tentang sila pertama denga sila kelima Pancasila yang begitu berjarak, Ali menjelaskan, pernyataan sama sekali tak mengandung maksud untuk merubah sila Pancasila.

"Yang saya maksud adalah implementasinya antara sila pertama 'ketuhanan yang maha esa' dengan sila kelima ;keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia'. Bukan bermaksud untuk merubah urutan sila-sila dari Pancasila," begitu penjelasan Ali Baal.

Ia pun berharap, klarifikasi dan penjelasannya itu sudah cukup menjawab polemik soal Pancasila yang sejak beberapa hari ini menjadi isu utama di tengah masyarakat.

"Demikian klarifikasi ini. Saya berharap, tidak ada lagi penafsiran lain selain klarifikasi ini," begitu kata Ali Baal Masdar. (Ra/Naf)