Keliru Baca Teks Pancasila, Klarifikasi pun Menuai Persoalan, Ini Kata Asri Anas

Wacana.info
Asri Anas saat Ditemui di Mamuju. (Foto/Andra)

MAMUJU--Anggora DPD RI perwakilan Sulawesi Barat, Asri Anas angkat bicara soal polemik yang menyertai insiden kekhilafan Gubernur, Ali Baal Masdar saat membacakan teks Pancasila beberapa waktu lalu.

Menurutnya, Gubernur idealnya tak boleh keliru saat membacakan teks Pancasila di depan forum resmi.

"Tapi kalau menghafal, karena capek, bolehlah itu dianggap kesalahan. Menurut saya, siapapun yang membaca itu salah, harusnya minta maaf," kata Asri saat ditemui di Mamuju, Rabu (22/11) siang.

Seperti diberitakan, kekeliruan Gubernur Sulawesi Barat, Ali Baal Masdar saat membacakan teks Pancasila beberapa waktu lalu masih menjadi perbincangan utama hingga saat ini.

Suhunya kian panas tatkala Ali memberi klarifikasinya dengan menyebut jarak antara sila pertama dan sila kelima terlalu jauh.

Asri pun memberikan pandangannya soal statement Ali Baal tentang sila pertama dengan sila kelima Pancasila yang disebutnya kelewat berjauhan.

"kalau ada pernyataan di publik mau mengubah (sila) Pancasila, menurut saya itu yang tidak boleh. Karena kita ada Undang-Undang tentang lambing dan simbol Negara. Dan itu tidak boleh dipermainkan itu Pancasila," cetus pria asal Polman itu.

Lebih lanjut, Asri menjelaskan, klarifikasi soal kekeliruan saat memcakan teks Pancasil yang dilakukan Gubernur, seharusnya tidak dengan melempar statement yang justru menimbulkan polemik di tengah masyarakat.

"Itu cara berpikir aksiomatik. Dalam filsafat ilmu, itu cara membaca yang paling rendah. Itu seperti orang yang belajar filsafat.
 Seorang Gubernur tidak boleh aksiomatik, harusnya epistemolog ilmu. Menurut saya, Pak Gubernur tidak boleh mengulangi (hal itu)," terang Asri.

Tentang polemik yang bersumber dari ucapan Gubernur tentang Pancasila tersebut, Asri Anas pun merasa tersinggung. Bagaimana tidak, sebagai Anggota DPD RI, dirinya sudah mengunjungi beberapa daerah hanya untuk membawa misi penguatan dasar negara Pancasila ke masyarakat.

"Kalau Gubernur tetap bertahan, bahwa orang boleh menafsirkan beberapa hal. Pertama Pak Gubernur menganggap biasa-biasa saja dasar Negara. Padahal Gubernur disumpah berdasarkan dasar Negara dan konstitusi Negara," ucapnya.

"Saya sudah sampaikan ke ketua OKP Pancasila, kalau boleh Pak Gubernur Sulbar itu ditegurlah kalau coba main-main tentang Pancasila," tuntas Asri Anas. (Keto/A)