Berita Anak yang (Nyaris) Tak Pernah Enak

Wacana.info
Nursalim Ismail dan Ketua Dewan Pers, Yosep Adi Prasetyo

Catatan Dari Forum Anak Nasional 2017 Pekanbaru Riau

Oleh: Nur Salim Ismail

Potret anak dalam pemberitaan media cenderung tak enak. Betapa tidak, kecenderungan pemberitaan anak dewasa ini hanya bersumber dari sejumlah konstruksi realitas negatif. Seperti pencabulan, sodomi dan bunuh diri. Atau semisal anak memukul Guru dan orang tuanya. Sementara dari konstruksi positif, realitas anak nyaris lenyap dari tangkapan media.

Inilah yang menjadi kesimpulan awal bahwa media, khususnya televisi, belum memberi ruang positif bagi anak. Bagi Ketua Dewan Pers, Yosep Adi Prasetyo, media dianggap masih sangat minim memberi ruang positif bagi anak.

“Menurut saya, pemberitaan terkait anak yang tersandung kasus tidak boleh disamakan dengan pemberitaan pelaku korupsi. Media harus punya perspektif peduli anak terhadap anak itu sendiri,” katanya saat menjadi narasumber pada Farum Anak Nasional di Hotel Labersa, Kabupaten Kampar, Pekanbaru Kamis, 20 Juli 2017.

Terhadap pemberitaan negatif bagi anak, menurutnya, akan lebih tepat jika tak ditampilkan telanjang. Sehingga, pemberitaan terkait kejahatan anak akan lebih tepat jika tak menjadi bagian dari produksi berita media. “Kalau terus-menerus pola pemberitaan yang tidak pro anak ditayangkan, itu berarti anak tak hanya menjadi korban kekerasan. Tapi juga telah menjadi bagian dari korban pemberitaan,” tegasnya.

Untuk itu, menurutnya, prinsip nakal dan jahat tidak dapat disetarakan maknanya. Sebab tak ada kejahatan bagi anak. Yang ada hanyalah kenakalan semata. 

Untuk diketahui, kegiatan Forum Anak Nasional ini menghadirkan peserta dari seluruh Indonesia. Untuk Sulawesi Barat sendiri, peserta berjumlah 8 (delapan) orang yang berasal dari tiap-tiap Kabupaten. (*/Naf)