Back to 90s, Manakarra Local Wisdom Kembali Digelar

Wacana.info
Manakarra Local Wisdom. (Foto/Istimewa)

MAMUJU--Gegap gempita hari jadi Mamuju yang ke-477 tahun ini bakal semakin meriah dengan gelaran Manakarra Local Wisdom. Pemerintah kabupaten Mamuju bekerja sama dengan komunitas Jalan Jalan ner dan Wacana.info, kembali menggelar even khusus dengan menampilkan sejumlah permainan tradisional Mamuju yang sempat digemari generasi 90-an.

Manakarra Local Wisdom tahun ini merupakan yang kedua kalinya digelar setelah tahun lalu juga dijadikan salah satu item kegiatan untuk memeriahkan hari jadi Mamuju. Rencananya, even tersebut bakal digelar dari 12 sampai 14 Juli 2017 ini. Kompleks rumah adat Mamuju pun dijadikan pusat kegiatan.

Manakarra Local Wisdom akan diisi oleh beragam permainan 'jadul' Bagi siapa saja yang mengunjungi even tersebut, bisa dipastikan bakal kembali melihat ragam permainan tradisional yang cukup trend di era 90-an. Bagi generasa 90-an, berkunjung ke Manakarra Local Wisdom adalah pilihan tepat untuk sekedar mengenang masa-masa 90-an, masa dimana gadget belum begitu booming.

"Manakarra Local Wisdom adalah even yang memang sengaja kami gelar khusus untuk memeriahkan hari jadi Mamuju. Menariknya, di sana akan ada banyak permainan tradisional. Pengunjung bisa ikut memainkannya, setidaknya bisa kembali mengenang masa-masa saat permainan tersebut masih cukup tenar di masyarakat," sebut founder komunitas Jalan Jalan Ner, Ibnu Abadi saat ditemui di Banana Nugget and Coffee Mamuju, Rabu (5/07).

Informasinya, Manakarra Local Wisdom akan diisi oleh deretan permainan 'tempo dulue'. Seperti, tekka bambu (engrang), tekka tempurung, kalacang (karacang), mo ressu (main hadang), bom (bentengan), karet, cengke, goli' (kelereng), tenteng (engklek), mo bang-bang (balap ban), biho' (meriam bambu), kasti, gasing, mo sandal, (terompa), kacilo (bola Bekel), serta laya-layang (layangan).

"Selain dilombakan, aneka permainan tradisional tersebut juga akan dibuka untuk umum. Artinya, publik bisa datang dan mencoba aneka permainan tradisional itu," kata Ibnu Abadi. (*/Naf)