Meski Sarat Prestasi, tapi SSB Mitra Manakarra Minim Perhatian

Wacana.info
Febrianto Wijaya. (Foto/Int)

MAMUJU--Sekolah Sepakbola (SSB) Mitra Manakarra, akhirnya mengantongi tiket untuk bersaing pada putaran nasional Aqua Danone Nations Cup (ADNC) di Stadion Pakansari Cibinong, 15-16 Juli 2017 mendatang. 

Itu adalah satu dari sekian prestasi yang telah ditorehkan SSB binaan Febrianto Wijaya itu di kancah persepakbolaan nasional. Meski begitu, perhatian induk olah raga sepak bola di Sulawesi Barat ke SSB Mitra Makanakarra terbilang masih minim.

Febrianto mengungkapkan, sampai saat ini, Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) Sulawesi Barat belum sekalipun memberikan perhatian kepada SSB binaannya. Padahal menurutnya, SSB Mitra Manakarra adalah salah satu klub yang punya kontribusi besar dalam mengakat nama baik Sulawesi Barat di tingkat nasional.

"SSB Mitra manakarra tidak pernah sama sekali diberikan perhatian oleh PSSI. Saya tidak tahu juga apa kerjanya PSSI di sulbar," keluh Febri, sapaan akrab Febrianto Wijaya, kemarin.

Ia menyebut, SSB Mitra Manakarra membutuhkan setuhan dari berbagai pihat terkait sistem kepelatihan dan tata aturan yang diterapkan dalam sepak bola. Itu menjadi penting guna mematangkan strategi yang akan diterapkan ketika melakoni pertandingan.

Menurutny Febri, PSSI Sulawesi Barat sebagai induk organisasi sepakbola mesti hadir dalam menjawab persoalan itu.

"Saya tidak pernah berharap dibantu soal anggaran. Tapi kami butuh bagaimana pemahaman soal kepelatihan dan perwasitan, agar kami makin matang ketika klub kami ikut bertanding," sebutnya.

Pria yang juga Anggota DPRD Mamuju itu menyebut, potensi sepak bola di Sulawesi Barat khusus di usia muda sangatlah menjanjikan. Namun, ia menilai, buruknya menejemen di internal organisasi sepak bola di Sulawesi Barat tetap jadi tantangan yang mestinya diselesaikan. 

"Bagaimana sepak bola kita bisa maju dengan baik jika induknya saja tidak memperhatikan. Kita dibiarkan berjalan sendiri," cetusnya.

Meski begitu, Febri berharap, ajang ADNC dapat dijadikan momentum agar dunia sepak bola di Sulawesi Barat dapat berkembang lebih pesat lagi. 

"Di tengah ketidakpedulian terhadap atlit di Sulbar, kalian hadir menjadi lilin di tengah kegelapan," tutup Febrianto Wijaya. (Keto/B)