Habsi Wahid Rekomendasikan Ratih, Tapi...

MAMUJU--Tiga kali panggilan telepon tak direspon oleh Ketua DPW NasDem Sulawesi Barat, Habsi Wahid. Pun dengan pesan WhatsApp yang juga tak digubris oleh mantan Bupati Mamuju itu.
Kabar pengunduran diri Habsi Wahid dari kursi Ketua DPW NasDem Sulawesi Barat memang benar adanya. Penjelasan ihwal kabar tersebut diperoleh dari Sekretaris DPW NasDem Sulawesi Barat, Muhammad Jayadi.
Kepada WACANA.Info, Jayadi membeberkan, surat pengunduran diri Habsi Wahid itu telah dilayangkan ke DPP NasDem. Kata dia, surat yang dimaksud telah disampaikan ke DPP sejak sebelum Iduk Fitri beberapa waktu lalu.
"Poin yang menjadi motivasi beliau untuk mundur itu yah untuk memberikan ruang dan peluang kepada kader potensial yang dianggap bisa lebih baik lagi untuk memimpin partai NasDem di Sulbar. Kemudian pasti sedikit banyaknya juga dipengaruhi oleh kontestasi Pilkada Mamuju 2020 yang lalu. Itu ikut mempengaruhi sikap politik beliau. Karena tentu ekspektasi DPP dan seluruh kader itu berbeda pada saat menjabat sebagai Bupati," urai Muhammad Jayadi, Senin (28/06).
Masih dari penjelasan Jayadi, dalam surat pengunduran diri yang dilayangkan Habsi Wahid ke DPP NasDem, tertera nama Ratih Megasari Singkarru yang direkomendasikan Habsi untuk menggantikannya di kursi Ketua DPW NasDem Sulawesi Barat. Semua juga tahu, Ratih saat ini duduk di kursi Anggota DPR RI dari partai NasDem.
"Jadi beliau merekomendasi beberapa nama pengurus untuk tetap dipertahankan. Termasuk merekomendasi nama pengganti beliau yang berdasarkan pandangan pribadi beliau yaitu Ratih Megasari Singkarru untuk menggantikannya. Yah mungkin didasarkan oleh beberapa masukan atau mungkin berdasarkan masukan dari yang bersangkutan," ungkap pria yang juga ketua fraksi NasDem DPRD Sulawesi Barat itu.
Muhammad Jayadi. (Foto/Net)
Bagi Jayadi, Habsi Wahid yang hanya merekomendasikan Ratih itu bersifat penilaian pribadi, bukan sikap resmi DPW NasDem Sulawesi Barat. Adalah keliru, kata Jayadi, jika mengasumsikan kader NasDem selain Ratih tak punya potensi dan kapasitas dalam memimpin partai besutan Surya Paloh itu di Sulawesi Barat.
"Iya. Beliau (Habsi Wahid) merekomendasikan Ratih. Tetapi bagi saya, semua kader di NasDem ini semua punya potensi. Dan saya yakin DPP punya pemahaman yang utuh soal siapa yang paling layak untuk memimpin NasDem di Sulbar. Pandangan politik saya sebagai sekretaris, semua punya peluang. Siapapun yang diberikan mandat oleh Ketum. Termasuk saya kalau saya diberikan amanah memimpin partai NasDem, yah saya siap," tegas Jayadi.
Partai NasDem punya mekanisme tersendiri dalam menutaskan persoalan yang terjadi di tubuh NasDem Sulawesi Barat ini. Kata Jayadi, DPP bakal mengundang Habsi Wahid untuk mendengar apa dan bagaimana sikap politik yang bersangkutan sebelum DPP NasDem melahirkan keputusan pengganti Habsi Wahid.
"Biasanya itu akan dipanggil. Kemudian diundang juga jajaran pengurus DPW. Termasuk yang kita harapkan keterlibatan DPD juga agar bisa memberikan rekomendasinya. Namun pada prinsipnya, semuanya itu diserahkan ke DPP untuk meramu dan memformulasi siapa yang paling layak memimpin partai NasDem di Sulbar," ujar dia.
"Yah kita berharap, siapapun dia, mampu untuk mengkosolidasi seluruh potensi yang ada di wilayah ini. Dari kader yang ada di legislatif maupun kader kita di eksekutif. Semua itu sudah harus diberdayakan. Sebab kepemimpinan yang akan datang ini sifatnya sisa melanjutkan saja apa yang telah kita bangun. Nama Ratih bagi saya merupakan pandangan politik pribadi dari Pak Habsi. Yah kita tetap hargai sikap politik beliau. Tapi ingat, partai ini partai terbuka. Siapapun punya peluang," tutup Muhammad Jayadi. (Naf/A)