Tenaga Kesehatan di RSUD Regional Sulbar Rame-Reme Mogok, Ini Alasannya

Wacana.info
RSUD Regional Sulawesi Barat. (Foto/net)

MAMUJU--Dokter spesialis, dokter gigi spesialis, dokter umum, dan dokter gigi yang bekerja di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Regional provinsi Sulawesi Barat sepakat mogok kerja, Jumat (06/10). 

Kurangya fasilitas penunjang kerja para tenaga medis itu jadi penyebab utama aksi mogok tersebut. 

Para tenaga medis beranggapan, pemerintah provinsi Sulawesi Barat tak memberikan perhatian serius terhadap pemenuhan fasilitas kesehatan hingga kondisi rumah sakit kebanggaan masyarakat Sulawesi Barat itu terbilang memprihatinkan.

"Teman-teman sudah capek minta dan tidak pernah tersedia. Ini bukan rekayasa karena benar-benar akan kami lakukan," sebut Komite Medik RSUD Regional Sulawesi Barat, dr Pandi.

"Kami ini serius, beresiko bagi profesi teman-teman dokter karena pengobatan punya SOP. Kalau tidak sesuai alur kami bisa kena malpraktek jadi lebih baik kami mogok," sambungnya.

Dikutip dari foto pernyataan mogok kerja dari tenaga kesehatan di RSUD Regional Sulawesi Barat yang beredar disebutkan, para tenaga medis tersebut tidak akan melayani pasien hingga obat-obatan, Bahan Pakai Habis (BHP), serta fasilitas penunjang kesehatan lainnya tersedia kembali di rumah sakit.

Surat Pernyataan dari Tenaga Medis RSUD Regional Sulbar. (Foto/istimewa)

Khusus untuk layanan IGD, tenaga medis di RSUD Regional Sulawesi Barat mengaku tetap akan memberi pelayanan terbaik, distabilkan terlebih terlebih dahulu dan akan dialihkan ke RS lain untuk penatalaksanaan lebih lanjut. 

Untuk Pasien yang masih dalam perawatan di ruang rawat inap, tetap mendapat pelayanan sebagaimana mestinya hingga pasien dinyatakan mampu berobat jalan.

Para tenaga medis RSUD Regional Sulawesi Barat itu juga memohon maaf kepada seluruh masyarakat untuk pelayanan yang tidak maksimal.

 "Termasuk keluarga keluarga pasien yang harus membeli obat-obatan dan pemeriksaan lanorsterium di luar RS maupun pasien yang harus dirujuk ke fasilitas kesehatan yang lebih lengkap karena tidak optimalnya kondisi RSUD Prov. Sulbar saat ini," bunyi pernyataan mogok kerja tersebut.

Langkah untuk menghentikan sementara pelayanan kesehatan itu dianggap sebagai solusi terakhir setelah sebelumnya telah dilakukan berbagai upaya untuk menyelesaikan persoalan ini baik ke managemen RSUD Regional maupun ke pemerintah provinsi Sulawesi Barat.

"Kepada pihak managemen RS beserta staf non regional, hal ini kami lakukan sebagai perwujudan kepedulian kami terhadap perbaikan RS dan agar supaya sistem managerial di RSUD menjadi baik. Serta meminta kepada direktur untuk mengundukan diri dari jabatannya karena gagal dalam mengelola RS yang berdampak kepada menurunnya pelayanan kesehatan kepada masyarakat. (*/Naf)