Kahmi: Siapapun Gubernurnya, Ia Harus Mampu Memberi Perubahan Positif
MAMUJU--Jelang pelaksanaan Pemilukada Sulawesi Barat, Februari 2017 mendatang, perdebatan seputar siapa yang paling pantas memimpin daerah ini kian memanas. Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (Kahmi) Sulawesi Barat menilai, perdebatan seperti itu akan lebih positif jika dilakukan secara sehat dan tidak saling menjelek-jelekkan.
Hal itu diungkapkan Ketua Kahmi Sulawesi Barat, Jami Barambangi. Dalam sebuah diskusi yang digelar Kahmi, Rabu (9/11), kemarin, Jamil menyebut figur yang nanti terpilih sebagai pemimpin di Sulawesi Barat semestinya ia yang mampu memberi sentuhan perubahan yang positif terhadap pembangunan di daerah.
"Siapa pun yang nantinya terpilih di Pilkada Sulbar, ia haruslah mempunya komitmen yang kuat untuk membangun daerah. Ia harus mampu membawa daerah ini ke arah yang jauh lebih baik lagi. Membawa perubahan positif bagi daerah," sebut Jamil Barambangi.
Diskusi yang digelar di Graha Pena Mamuju hari itu juga banyak menyinggung soal kriteria pemimpin daerah yang ideal untuk ukuran Sulawesi Barat. Kahmi merekomendasikan agar hubungan antar masyarakat tidak terusik hanya karena adanya dinamika politik jelang Pemilukada, 2017 yang akan datang.
"Jangan hanya karena kita mau Pilkada, lantas kita masyarakat ini tercerai berai. Itu salah itu. Kita semua tentunya menginginkan Sulbar ini maju dan lebih baik lagi. Itu tidak akan pernah terwujud jika yang kita pelihara hanya kebencian di antara kita," kata tokoh pejuang pembentukan Sulawesi Barat, Syahrir Hamdani.
Diskusi kali itu dihadiri oleh sejumlah alumni Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) dari berbagai daerah. Hadir pula Dir Intel Polda Sulawesi Barat, Heri, Komisioner KPU Sulawesi Barat, Adi Arwan Alimin, Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Sulawesi Barat, Rahmat Sanusi, serta sejumlah politisi yang berlatar belakang HMI. (B/Naf)