Demokrasi Indonesia Institut: SDK-Kalma Unggul 8,96 Persen
MAMUJU–Pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur Sulawesi Barat, Suhardi Duka (SDK)-Kalma Katta dinyatakan sukses mengungguli kedua pasagan calon lainnya di Pemilukada Sulawesi Barat, Februari tahun depan. Setidaknya, itu hasil survei yang dilakukan lembaga survei Demokrasi Indonesia Institut.
Demokrasi Indonesia Institut menyebut, SDK-Kalma yang dijagokan Demokrat, Hanura dan PKS tersebut unggul tipis 8,96 Persen di atas dua pasangan lainnya; Ali Baal Masdar-Enny Angraeni Anwar (ABM-Enny) dan Salim S.Mengga-Hasanuddin Mas'ud.
Dikutip dari rilis yang diterima, Demokrasi Indonesia Institut menempatkan SDK-Kalma pada posisi teratas dengan perolehan 33,67 Persen, disusul ABM-Enny dengan 24,71 Persen, kemudian pada posisi terakhir ditempati Salim S.Mengga-Hasanuddin Mas'ud dengan 22,62 Persen. Untuk pemilih yang belum menentukan sikap (swing voters) sebesar 20,00 persen.
Koordinator divisi survei, Demokrasi Indonesia Institut, Edy Wibowo menjelaskan, sampling survei yang dilakukan berlangsung selama 3 hari. Dimulai dari tanggal 10-13 Oktober 2016 dan melibatkan 800 responden dari seluruh wilayah kabupaten yang ada di Sulawesi Barat.
“Setelah melakukan pemetaan survei dari zona I hingga zona VII di wilayah Provinsi Sulbar dengan populasi 800 responden, pasangan ABM-Enny memperoleh 24,71 Persen, Salim-Hamas 22,02 Persen dan pasangan SDK-Kalma 33,67 Persen. Sementara yang belum menentukan sikap (Swing Voters) sebesar 20 Persen. Margin error survei kami ada di kisaran 3-4 persen,” sebut Edi Wibowo, kemarin.
Untuk diketahui, 800 responden yang dimaksud meliputi zona I (Mamasa) dengan 105 responden sebesar 12,50 Persen. Zona II dan III (Polman) sebanyak 275 responden sebesar 33,75 Persen. Zona IV (Majene) sebanyak 110 responden sebesar 13,75 Persen. Zona V dan VI (Mamuju/Mateng) melibatkan 230 responden sebesar 28,75 Persen. Serta zona VII (Matra) melibatkan 90 responden sebesar 11,25 Persen.
Popularitas pasangan ABM-Enny pada dasarnya unggul di 2 kabupaten, Polman dengan perincian popularitas 98 Persen, elektabilitas 31 Persen serta strong suporter 20 Persen dan di Mamasa dengan perincian popularitas 82 Persen, elektabilitas 36 Persen dan strong suporter 20 Persen. Sementara yang belum menentukan sikap sebesar 21 Persen.
Hanya saja, menurut Edi, popularitas pasangan SDK-Kalma unggul di 3 kabupaten, di Majene dengan rincian popularitas 89 Persen, elektabilitas 47 Persen dan strong suporter 40 Persen, Kabupaten Mamuju/Mateng dengan perincian popularitas 96 Persen, elektabilitas 62 Persen dan strong suporter sebesar 51 Persen. Sementara yang belum menentukan sikap sebesar 15 Persen.
Sementara pasangan Salim S.Mengga-Hasanuddin mas'ud unggul popularitas di Kabupaten Mamuju Utara (Matra) dengan perincian popularitas 86 Persen, elektabilitas 26 Persen dan strong suporter 15 Persen, dan yang belum menentukan sikap sebesar 41 Persen.
“Melihat angka-angka ini, kami berkesimpulan SDK-Kalma bisa menjadi pemenang jika mampu mempertahankannya hingga voting day. Namun angka ini masih bisa bergerak dinamis karena masih banyak presentase pemilih yang belum menentukan sikap,” tuturnya.
Tentang independensi lembaga surveinya, Edy menegaskan, Demokrasi Indonesia Institut merupakan lembaga independen dan tidak memiliki ikatan politik apa-apa dengan Parpol manapun, apalagi bersentuhan langsung dengan kandidat manapun di Pemilukada Sulawesi Barat mendatang.
“Bukan hanya di pilgub Sulbar kami melakukan survei. Kami juga melakukan survei di beberapa daerah di Indonesia yang melakukan Pilkada serentak,” demikian Edy Wibowo. (*)