ABM-Enny Menurun, SDK-Kalma dan Salim-Hasanuddin Cenderung Naik

Wacana.info
Direktur PSI, Arief Wicaksono. (Foto/Ist)

MAMUJU--Trend tingkat elektabilitas para kontestasn Pemilukada Sulawesi Barat kian dinamis saja. Teranyar, tingkat elektabilitas pasangan Ali Baal Masdar (ABM)-Enny Anggraeni disebut-sebut mengalami penurunan.

Sementara dua pasangan lainnya, Suhardi Duka (SDK)-Kalma Katta dan Salim S Mengga-Hasanuddin Mas'ud justru cenderung menanjak.

Hal itu sesuai dengan hasil survei Pedoman Suara Indonesia (PSI). Dikutip dari rilis yang diterima WACANA.Info, kemarin, Direktur Eksekutif PSI, Arief Wicaksono menyebut, perubahan hasil survei di atas merupakan bukti betapa Pemilukada Sulawesi Barat bakal berjalan cukup ketat.

"Padahal per awal bulan Agustus 2016, elektabilitas ABM - Enny yang sempat memimpin, kini justru mengalami penurunan yang cukup signifikan di bulan September," kata Arief.

Sebaliknya, pasangan SDK-Kalma dianggap memiliki trend elektabilitas yang naik hingga 3 Persen, dari persentase sebelumnya per awal Agustus. Sementara untuk survey Salim-Hasanuddin per September 2016 trendnya meningkat sekitar 12 persen-an.

"Data tersebut mencerminkan dinamika peta dukungan kandidat calon Gubernur pada Pilgub Sulbar akan menjadi sangat ketat. Kandidat yang awalnya kuat, kini mengalami penurunan trend, sedangkan pesaingnya terus mengejar dengan trend survey yang meningkat," sambung Arief.

Pemetaan tersebut sekaligus dapat menjadi gambaran tentang signifikansi perubahan jumlah calon pemilih yang belum menentukan pilihan (undecided voters atau swing voters) masih cukup tinggi. Masih berada pada kisaran di atas 30-an Persen.

"Berdasarkan dinamika tersebut, terlihat bahwa kompetisi memperebutkan potensi swing voters dan atau undecided voters di Sulbar cenderung lebih kuat menggambarkan pergerakan paket Salim-Hasanuddun dan SDK-Kalma di arus bawah ketimbang pergerakan pasangan ABM-Enny yang cenderung elitis. Jika pasangan ABM-Enny kurang kreatif dan tidak cepat mengakselerasi pergerakan kebawah, maka kecenderungan tersebut akan terus berlanjut. Karena pada umumnya, perilaku swing voters mengikuti perilaku pemilih yang telah menentukan pilihan," demikian penjelasan Arief Wicaksono. (*)