Pemerintahan

Suhardi Duka Beberkan Cerita di Balik Penentuan Lokasi Pembangunan Lanal Mamuju

Wacana.info
(Foto/Dinas Kominfo, Persandian dan Statistik)

MAMUJU--Gubernur Sulawesi Barat, Suhardi Duka menghadiri malam ramah tamah peringatan HUT ke-8 Pangkalan TNI Angkatan Laut (Lanal) Mamuju, Kamis (30/10) malam. Pada kesempatan itu, Suhardi Duka mengungkap sedikit cerira di balik penentuan titik lokasi pembangunan Lanal Mamuju.

"Saya masih ingat persis, lokasi ini adalah tempat terakhir yang saya tunjukkan kepada Kepala Staf Angkatan Laut. Waktu itu, saat saya masih menjabat sebagai Bupati Mamuju,” ungkap Suhardi Duka.

Kecamatan Kalukku, sambung Suhardi Duka, jadi rencana awal lokasi pembangunan Lanal Mamuju. Rencana itu berubah setelah ia mampu meyakinkan pimpinan TNI Angkatan Laut kala itu tentang betapa straregisnya lokasi Lanal Mamuju saat ini.

"Saya ingin Lanal dibangun di Kalukku. Tapi setelah meninjau beberapa titik, akhirnya saya tunjukkan lokasi ini (lokasi Lanal Mamuju saat ini). Saya bilang, 'pasti Bapak cocok dengan tempat ini'. Dan ternyata benar, di sinilah Lanal berdiri,” kenang Bupati Mamuju dua periode itu.

Di hari istimewa itu, Suhardi Duka juga menyuarakan apresiasi yang tinggi untuk pengabdian TNI Angkatan Laut yang selama ini telah menjadi garda terdepan dalam menjaga kedaulatan laut Indonesia.

“Patut kita panjatkan puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, karena Lanal Mamuju telah memasuki usia delapan tahun," sambung dia.

Suhardi Duka pun menyinggung prestasi membanggakan TNI Angkatan Laut di tingkat dunia. Ia mengingat kembali peristiwa pembajakan kapal MV Sinar Kudus oleh perompak Somalia pada tahun 2011. Saat Indonesia menolak untuk membayar tebusan dan memilih mengirim pasukan TNI AL untuk membebaskan kapal berikut awaknya.

“Indonesia satu-satunya negara yang berani dan berhasil membebaskan kapal yang dibajak tanpa memenuhi tuntutan perompak. Sejak saat itu, negara-negara lain mulai berani melawan bajak laut Somalia. Ini bukti bahwa TNI Angkatan Laut kita tangguh dan disegani,” ungkap Suhardi Duka bangga.

TNI Angkatan Laut, masih oleh Suhardi Duka, bukan hanya penjaga laut. Matra laut yang dibentuk pada 10 September 1945 itu juga jadi jangkar persatuan bangsa Indonesia. Suhardi Duka berharap, keberadaan Lanal Mamuju dapat terus diperkuat dan ditingkatkan statusnya.

“Saya berharap Lanal Mamuju ini dinaikkan derajatnya, kalau bisa dipimpin oleh perwira bintang satu, atau minimal Kolonel, bukan lagi Letnan Kolonel. Pemerintah Provinsi siap membantu agar TNI Angkatan Laut di Sulawesi Barat semakin besar dan kuat,” ujarnya.

Kata Suhardi, Markas Lanal Mamuju kini sudah memadai. Lokasi penembangannya pun sudah siap untuk pembangunan fasilitas pendukung seperti asrama prajurit. 

“Selamat ulang tahun yang ke-8 untuk Lanal Mamuju. Semoga semakin jaya, profesional, dan menjadi kebanggaan rakyat Sulawesi Barat serta Indonesia,” demikian Suhardi Duka. (*/Naf)