Humaniora

Tentang 'Passapu', Penutup Kepala yang Digunakan Gubernur dan Wakil Gubernur Sulbar

Wacana.info
(Foto/Dinas Komdigi Sulbar)

MAMUJU--Songkok bone (sokko biring) sering jadi penutup kepala seorang laki-laki dengan setelah pakaian adat Mandar. Berbeda dengan penampilan Gubernur dan Wakil Gubernur Sulawesi Barat, Suhardi Duka dan Salim S Mengga.

Di upacara peringatan HUT RI ke-80 di Anjungan Pantai Manakarra, Minggu (17/08), keduanya tampak semakin berwibawa dengan balutan 'Passapu' berbalut kain sutera yang melingkar di kepala dwitunggal pemimpin daerah di provinsi ke-33 itu. Melengkapi setelah pakaian adat Mandar yang mereka gunakan.

Menurut Sahabuddin Maganna, 'Passapu' selama ini digunakan oleh para tetua dan pemangku adat zaman dahulu. Meski jenis kain yang digunakan bukan kain sutra melainkan sejenis batik.

Seiring berjalannya waktu, 'Passapu' dengan bahan kain sutra pun mulai digunakan.

"Filosofi Passapu ini sesungguhnya menutup kepala (destar). Para orang tua dulu jika tidak menggunakan 'passapu'  dianggap kurang sopan," beber Sahabuddin Maganna, pegiat budaya Sulawesi Barat.

Hampir semua kalangan masyarakat boleh menggunakan 'Passapu'. Entah itu masyarakat biasa, tokoh adat, maupun pemerintah.

Kata Sahabuddin, 'Passapu' ini melambangkan kegagahan dan keteguhan hati. Ukurannya yang tak terlampau tinggi menyimpan makna kesopanan.

"Dengan demikian, Passapu itu bukan hal baru, siapa pun bisa menggunakannya," tutup Sahabuddin Maganna. (*/Naf)