Pemutaran dan Workshop Film Mamuju

Pemutaran Film oleh Pitu Sinema serta Transformasi Pondok Pesantren

Wacana.info
Pemutaran Film oleh Pitu Sinema di Pondok Pesantren Darul Abrar, Toabo. (Foto/Dokumentasi Pitu Sinema)

Laporan: Muhammad Akbar

TOABO--Pondok Pesantren Darul Abrar yang terletak di Toabo, Kecamatan Papalang, Mamuju jadi titik ketiga rangkaian agenda nonton bareng film yang diinisasi komunitas film lokal Mamuju, Pitu Sinema. Layar berukuran besar, lengkap dengan perangkat nonton film serta sound sistem yang mumpuni bikin ratusan orang tak beranjak dari tempat kegiatan.

Pemilihan Pondok Pesantren Darul Abrar Toabo sebagai tempat pelaksanaan nonton bareng bukannya tanpa sebab. Rupanya, sudah sejak beberapa hari terakhir, di pondok pesantren itu memang sedang digelar kegiatan kemah santri. Nonton bareng oleh Pitu Sinema pun jadi salah satu rangkaian penutupan kemah santri tersebut. 

Empat film pendek karya sineas dari berbagai daerah di tanah air disuguhkan pada nonton bareng yang dipusatkan di pelataran Pondok Pesantren Darul Abrar, Jumat (24/12) malam. Ketiga film yang dimaksud masing-masing; Borobudur, Portal Pandemi, Di Balik Sebuah Keputusan, Kita Beda. Film terakhir merupakan karya sineas lokal Mamuju.

Suasana Nonton Film di Pondok Pesantren Darul Abarar Toabo. (Foto/Pitu Sinema)

Sadly Asis menyebut, pemilihan pondok pesantren sebagai tempat pelaksanaan nonton bareng merupakan ikhtiar dari Pitu Sinema untuk lebih membumikan lagi dunia perfilman kepada generasi muda khususnya yang ada di Mamuju. Sebagai salah satu institusi pendidikan dengan model pendidikan tertua Indonesia, pondok pesantren dianggap sebagai titik yang pas. Kata Sadly, semangat untuk menebar kebaikan lewat film, sejalan dengan salah satu misi pengabdian kepada masyarakat serta pengembangan ilmu pengetahuan yang diemban oleh institusi pondok pesantren.

"Kami berharap akan lahir sineas-sineas berkualitas dari pondok pesantren. Jika melihat antusiasme para santri di kegiatan ini, kami optimis, harapan itu dapat terwujud. Di masa yang akan datang, nanti akan lahir sineas handal dengan karya film berkualitas dari lingkungan pondok pesantren," tutur Sadly Asis, perwakilan Pitu Sinema.

Tak cuma dari kalangan santri saja, agenda nonton bareng malam itu juga dinikmati oleh masyarakat umum yang bermukim di sekitar Pondok Pesantren Darul Abrar. Selama empat film di atas diputar, ratusan orang (santri dan masyarakat) tampak nyaman di tempatnya masing-masing. Menonton empat film tersebut dengan saksama.

Muhammad Natsir, pimpinan Pondok Pesantren Darul Abrar mengapresiasi kegiatan yang diinisasi oleh Pitu Sinema itu. Sebagai lembaga pendidikan dengan model tertua di Indonesia, pondok pesantren sudah seharusnya tampil dengan ragma transformasi, wujud dari akomodasi kian cepatnya roda perkembangan pengetahuan. 

Suasana Nonton Film di Pondok Pesantren Darul Abarar Toabo. (Foto/Pitu Sinema)

Baginya, pondok pesantren bukan lagi jadi tempat belajar ilmu agama semata. Di tengah derasnya arus informasi dan teknologi, para santri pun mesti dibekali dengan ragam pengetahuan yang lebih adaptif dengan segala perkembangan zaman itu. Film dengan segala pengetahuan tentang sinematografi, kata Natsir, jadi salah satu pengatahuan yang idealnya sudah harus membumi di lingkungan pesantren.

"Ini jadi satu terobosan baru bagi pondok pesantren. Bagi kami, kegiatan ini begitu positif. Selain sebagai bentuk adaptasi lingkungan pesantren terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, agenda ini pun sejalan dengan misi pengabdian dan syiar agama yang diemban oleh institusi pesantren. Di masa mendatang, kami optimis akan lahir film maker dari lingkungan pesantren dengan ide cerita dan film-film bertema syiar agama khas pesantren," sumbang Muhammad Natsir. 

Sekadar informasi, rangkaian kegiatan pemutaran dan workshop film Mamuju merupakan agenda yang terlaksana berkat kerja sama Pitu Sinema, dengan Kemeterian Pendidikan dan Kebudayaan serta LPDP lewat program dana Indonesiana. Lewat workshop dan pemutaran film ini disemogakan akan lahir ekosistem perfilman khususnya di lingkungan sekolah, kampus dan komunitas film di Mamuju. Lewat film, potensi budaya dan sosial khususnya yang ada di Kabupaten Mamuju dapat diperkenalkan ke dunia luar. (*/Naf)