MAMUJU--Sepak terjang Pemuda Pancasila (PP) sebagai sebuah organisasi kemasyarakatan kembali menorehkan prestasi. Pemilukada Mamuju tahun 2020 lagi-lagi mendudukkan ketua MPC PP di pucuk pimpinan pemerintahan untuk periode 2021-2026.

Fakta tersebut seolah meneruskan tradisi kepemimpinan di Kabupaten Mamuju yang memang tak lepas dari kader organisasi yang lekat dengan warna orange hitam itu. Mulai dari Suhardi Duka, lanjut ke Habsi Wahid, hingga kini Sutinah Suhardi yang sisa beberapa hari lagi bakal melakoni momentum pengambilan sumpah dan janji jabatan sebagai Bupati Mamuju.

Jangan lupa, di Kabupaten Majene ada Fahmi Massiara. Mantan Bupati Majene itu pun pernah jadi Ketua MPC PP Kabupaten Majene. Alfatihah untuk Beliau. Belum lagi kader PP di Kabupaten lainnya yang kini masih duduk di posisi strategis di masing-masing kabupaten.

Ketua MPW PP Sulawesi Barat, Suhardi Duka membeberkan resep utama hingga organisasi itu seolah jadi laboratorium yang tepat bagi calon pemimpin di Mamuju, maupun di Sulawesi Barat pada umumnya.

"PP itu tulus dalam mengabdi. Asal jiwa PP itu di jiwai," ujar Suhardi Duka, Rabu (24/02) malam.

Sebaliknya, sambung Suhardi Duka, jika ada kader PP hanya menjadikan organisasi yang didirikan Abdul Haris Nasution pada 28 Oktober 1959 itu sebagai jembatan untuk kepentingan pribadi, maka bakal memicu kemarahan dari kader PP lainnya.

"Untuk itu, ketua MPC yang saat ini terpilih jadi Bupati, publik menilai akan ketulusannya mengabdi di tengah masyarakat. Termasuk saat bencana baik lokal maupun di luar daerah," sambung Suhardi Duka, pria yang juga anggota Komisi IV DPR RI itu.

Masih kata Suhardi Duka, hal postif lain yang selama ini berhasil ditunjukkan oleh PP adalah kekompakan di antara kadernya, utamanya dalam mengabdi kepada masyarakat. Hingga berujung pada simpati masyarakat ke PP.

"Kepemimpinan yang tertanam di PP adalah egaliter. Persaudaraan dan tanpa membedakan agama, suku dan perbedaan lainnya," pungkas pria yang akrab disapa SDK itu. (Naf/A)