Ledakan Jumlah Pasien Covid-19 di Sulbar, Gugus Tugas; Tidak Main-Main Ini

Wacana.info
Juru Bicara Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Provinsi Sulbar, Safaruddin Sanusi. (Foto/Humas Pemprov Sulbar)

MAMUJU--Kasus positif covid-19 di Sulawesi Barat bertambah cukup signifikan di hari Selasa (5/05). Tercatat ada 14 kasus positif covid-19 hingga secara keseluruhan jumlah kasus positif covid-19 di Sulawesi Barat sebanyak 58 orang.

Juru bicara gugus tugas penanganan covid-19 provinsi Sulawesi Barat, Safaruddin Sanusi menegaskan, penambahan kasus positif covid-19 tersebut hendaknya dijadikan pelajaran penting bagi seluruh lapisan masyarakat untuk senantiasa mematuhi ragam kebijakan dan imbauan pemerintah.

"Ini membuktikan bahwa memang kita tidak boleh panik. Tetapi tetap harus waspada, dan jangan kita selalu menyalahkan pemerintah. Pemerintah sampai saat ini sudah melakukan banyak hal. Ini bukan hanya tugas pemerintah, tapi juga menjadi tugas masyarakat. Kita sama-sama mengatasi covid-19 ini," ujar Safaruddin Sanusi kepada WACANA.Info, Selasa (5/05).

Dari 14 kasus baru di atas, lebih dari separuhnya datang dari kecamatan Tinambung, kabupaten Polman. Diungkapkan Safaruddin, virus corona (penyeba covid-19) menginfeksi banyak warga setempat saat menghadiri acara tahlilan salah seorang warga setempat yang rupanya sempat dihadiri oleh salah seorang yang punya riwayat perjalanan ke daerah terjangkit dalam 14 hari sebelum sakit.

"Kan orang tuanya yang meninggal ini tidak terbukti positif. Tapi ada keluarganya yang datang dan ternyata dia sudah terinfeksi. Nah itu lah yang membuat dua kali hajatan (tahlilan) di rumahnya. Tetangga dan keluarga datang, maka semakin banyak orang yang terinfeksi," ungkap Safaruddin.

Pemerintah, sambung pria yang juga Kepala Dinas Komunikasi Informasi, Persandian dan Statistik provinsi Sulawesi Barat, sesunggunya telah berulangkali mengimbau agar masyarakat menghindari ragam aktivitas yang melibatkan banyak orang. Hingga pelarangan pelaksanaan ibadah berjamaan di rumah ibadah.

"Di sini memang harus ada kehati-hatian. Di sinilah fungsinya pemerintah yang dalam imbauannya melarang untuk terlalu sering keluar rumah, senantiasa cuci tangan, pakai masker, physical distancing dan lain sebagainya. Di sinilah sebenarnya kenapa pemerintah melarang diadakannya pertemuan. Baik orang menikah, atau acara-acara lainnya. Di sinilah buktinya bahwa masyarakat tidak menghiraukan imbauan pemerintah. Intinya di situ," papar dia.

Dikutip dari keterangan resmi pemerintah provinsi Sulawesi Barat, 14 kasus penambahan positif covid-19 tersebut masing-masing; kasus 45 dengan inisial H.A, berjenis kelamin laki-laki usia 57 tahun. Pasien tidak pernah melakukan perjalanan ke daerah terjangkit covid-19 dalam 14 hari sebelum sakit. Pasien pernah kontak erat dengan kasus 50 (Mu), Pasien 45 telah meninggal dunia pada tanggal 29 April 2020 di RSUD Polewali Mandar.

Hasil lab positif selanjutnya disebut kasus 46 dengan inisial R berjenis kelamin laki-laki usia 42 tahun. Kasus 47 inisial MM, laki-laki usia 13 tahun. Pasien 46 dan 47 tidak pernah melakukan perjalanan ke daerah terjangkit covid-19 dalam 14 hari sebelum sakit. Pasien memiliki kontak erat dengan kasus 50 (Mu). Saat ini pasien 46 dan pasien 47 sementara isolasi mandiri di gedung lama kantor kecamatan Tinambung. 

Lalu kasus 48 berinisial Hj.Al, perempuan berusia 78 tahun. Kasus 49 inisial Hj.M,  perempuan usia 70 tahun. Riwayat pasien pernah melakukan perjalanan ke daerah terjangkit covid-19 dalam 14 hari sebelum sakit yaitu ke Makassar. Pasien juga memiliki kontak erat dengan pasien 50 (Mu). Saat ini pasien 48 dan pasien 49 sementara isolasi mandiri di gedung lama kantor kecamatan Tinambung.

Kasus 50 berinisial Mu, laki-laki berusia 60 tahun. Riwayat pasien pernah melakukan perjalanan ke daerah terjangkit covid-19 dalam 14 hari sebelum sakit yaitu ke Makassar dan mengalami kedukaan, yaitu orang tuanya meninggal pada tanggal 4 April 2020 sehingga banyak warga sekitar yang melayat ke rumah duka.

"Selanjutnya mengadakan acara tahlilan di rumahnya yaitu tahlilan pada tanggal 7 April dan tanggal 14 April 2020 dan mengundang warga sekitar. Pasien saat ini sementara isolasi mandiri di gedung lama kantor kecamatan Tinambung," bunyi pernyataan resmi pemerintah provinsi Sulawesi Barat.

Data Sebaran Covid-19 di Sulbat Hingga 5 Mei 2020. (Infografis/covid19.sulbarprov.go.id)

Kemudian kasus 51 berinisial MS berjenis kelamin laki-laki usia 31 tahun. Lalu kasus 52 dengan inisial Um berjenis kelamin laki-laki usia 17 tahun. Termasuk kasus 53 inisial MB laki-laki dengan usia 8 tahun. Serta kasus 54 inisial Az perempuan berusia 48 tahun. Dan kasus 55 inisial Na, laki-laki usia 33 tahun. Hingga kasus 56 inisial Hu, perempuan berusia 53 tahun.

"Seluruh pasien tidak pernah melakukan perjalanan ke daerah terjangkit covid-19 dalam 14 hari sebelum sakit.  Pasien semuanya memiliki kontak erat dengan pasien 50 (Mu). Saat ini pasien 51 sampai dengan pasien 56 sementara isolasi mandiri di gedung lama kantor kecamatan Tinambung.

Dari kecamatan Wonomulyo ada kasus 57 dengan inisial He, laki-laki berusia 48 tahun. Pasien pernah melakukan perjalanan ke daerah terjangkit covid-19 dalam 14 hari sebelum sakit yaitu Solo. Pasien tidak pernah kontak erat dengan pasien konfirmasi. Pasien saat ini isolasi  mandiri di Kebun sari Wonomulyo, Polewali mandar.

Terakhir ada kasus 58 dengan inisial Ri, laki-laki berusia 20 tahun. Pasien tiba di kota Majene tanggal 16 April 2020 dari pesantren Temboro, Magetan Jawa Timur. Dilakukan pemeriksaan swab pada tanggal 29 dan 30 April 2020. Hasil laboratorium diterima pada tanggal 5 Mei 2020 dengan hasil Positif. Sehingga yang bersangkutan dinyatakan kasus 58  yang terkonfirmasi. Pasien 58 saat ini isolasi mandiri di gedung karantina RSU Regional.

"Pemerintah sesungguhnya tidak ada niat untuk melarang kegiatan-kegiatan seperti itu. Atau melarang pelaksanaan ibadah berjamaah, tidak ada. Tapi ini di momen saat seperti sekarang ini kegiatan seperti itu tidaklah tepat. Karena ada yang harus kita hindari," cetus Safaruddin.

Kebijakan dan imbauan pemerintah dalam upaya memutus rantai penyebaran covid-19 hanya akan berahir sia-sia jika masyarakat terus membandel. Diperlukan sinergitas yang benar-benar sinergi antara pemerintah dan masyarakat jika semua menginginkan pandemi virus asal Wuhan, Tiongkok ini benar-benar bisa reda.

"Ini harus dipahami masyarakat. Sekarang jangan lagi ada masyarakat yang membandel. Bahwa ini kan sudah terbukti, semua kasus ini sudah terbukti. Tidak main-main ini. Sekarang saja masih banyak warga yang sudah pernah bersentuhan dengan pasien positif lainnya. Ini kalau mau ditelusuri, banyak itu. Jadi bukan hanya pemerintah saja yang harus menghentikan ini covid-19, tapi adalah harus ada kesungguhan masyarakat juga. Sinergitas," tutup Safaruddin Sanusi.

Sebanyak 58 pasien positif covid-19 di Sulawesi Barat itu datang dari semua kabupaten di Sulawesi Barat, kecuali Mamasa. Rinciannya sebagai berikut;

Dua orang dari Majene (satu orang dinyatakan sembuh, satu orang di ruang karantina RS Regional). Empat orang dari Mamuju (satu orang dinyatakan sembuh, satu orang isolasi mandiri di Makassar serta dua orang isolasi mandiri di gedung karantina RS Regional).

Lima pasien Pasangkayu (satu orang dinyatakan sembuh, tiga orang dirawat di RSUD Pasangkayu dan satu orang isolasi mandiri di Pasangkayu dan dalam pengawasan tim gugus  Pasangkayu). 32 pasien asal Mamuju Tengah (satu orang dinyatakan sembuh, delapan orang dirawat di RS Regional, dua orang dirawat di RSUF Mamuju Tengah, 20 orang dirawat di gedung karantina Salugatta, serta satu orang meninggal).

15 pasien dari Polman (satu orang dirawat di RSUD Polman, satu orang isolasi mandiri di kediamannya, 12 isolasi mandiri di gedung lama kantor kecamatan Tinambung, serta satu orang meninggal). (Naf/A)