Terus Bertambah, Bagaimana Kesiapan RS Regional Rawat Pasien Covid-19 ?

Wacana.info
Rumah Sakit Regional Provinsi Sulawesi Barat. (Foto/Net)

MAMUJU--Hanya ada satu Rumah Sakit yang ditetapkan pemerintah sebagai rujukan utama penanganan pasien covid-19.Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan RI nomor HK.01.07/MENKES/169/2020 tentang Penetapan Rumah Sakit Rujukan Penanggulangan Penyakit Infeksi Emerging Tertentu, hanya ada Rumah Sakit Regional provinsi Sulawesi Barat yang jadi Rumah Sakit rujukan untuk pasien covid-19.

Dengan jumlah pasien yang terkonfirmasi positif covid-19 yang terus bertambah, bagaimana sesungguhnya kemampuan Rumah Sakit Regional provinsi Sulawesi Barat untuk memberikan pelayanan kesehatan maksimal kepada mereka yang terpapar virus corona (penyebab covid-19) itu ?.

Hal yang menjadi kekhawatiran semua pihak di masa pandemi virus corona saat ini ialah soal kemampuan pelayanan kesehatan kepada mereka yang telah terinfeksi virus corona. Jika jumlah pasien covid-19 lebih besar dari kemampuan Rumah Sakit, entah apa yang akan terjadi.

Kekhawatiran semacam itu sempat disuarakan Direktur Rumah Sakit Regional provinsi Sulawesi Barat, dr Indahwati Nuryamsi. Dalam keterangan persnya beberapa waktu lalu, dr Indahwati meminta agar semluruh lapisan masyarakat membantu pihak Rumah Sakit dengan tetap displin menjalankan setiap imbauan pemerintah dalam upaya memutus mata rantai penyebaran virus asal Wuhan, Tiongkok tersebut.

Kekuatan pihak Rumah Sakit dalam menangani pasien covid-19 bukannya tak berbatas. Jika terus-terusan bertambah, bukan tidak mungkin bagi pihak Rumah Sakit Regional provinsi Sulawesi Barat untuk 'angkat tangan'.

"Jika kasus terus bertambah, pasti kita tidak akan mampu atasi. Sehingga pencegahan tetap menjadi hal yang teramat penting," ungkap dr Indahwati belum lama ini.

Hingga Kamis (30/04), tercatat sebanyak 42 kasus positif covid-19 di Sulawesi Barat. Bertambah empat kasus jika dibandingkan data sebelumnya.

Dikutip dari keterangan resmi dari pemerintah provinsi Sulawesi Barat, empat penambahan kasus positif covid-19 tersebut masing-masing; HF, pria 35 tahun asal kabupaten Polman. Kasus 39 ini diketahui pernah melakukan perjalanan ke daerah terjangkit covod-19 dalm 14 hari sebelum sakit, yaitu ke Makassar. HF saat ini sedang menjalani siolasi mandiri di Polman.

Kemudian pasien 40 atas nama MN, pria berusia 28 tahun yang juga asal kabupaten Polman. Pasien pun diketahui pernah melakukan perjalanan ke daerah terjangkit covid-19 dalam 14 hari sebelum sakit yakni ke Jakarta. Kasus 40 saat ini dirawat di RSUD Polman.

Lalu ada perempuan berinisial Ma. Berusia 43 tahun yang kemudian disebut sebagai kasus 41 itu datang dari desa Pontanakayyang, kabupaten Mamuju Tengah. Meski tak pernah melakukan perjalanan ke daerah terjangkit covid-19 dalam 14 hari sebelum sakit, Ma diketahui memiliki kontak erat dengan kasus 03. Kasus 41 saat ini dirawat di ruang Karantina PKM Salugatta, Mamuju Tengah.

Hasil lab positif yang keempat selanjutnya disebut kasus 42. Perempuan berinisial Nu berusia 13 tahun asal desa desa Pontanakayyang, kabupaten Mamuju Tengah. Mirip dengan kasus 41, Nu juga tak pernah melakukan perjalanan ke daerah terjangkit covid-19 dalam 14 hari sebelum sakit. Kasus 42 memiliki kontak erat dengan kasus 03. Kasus 42 saat ini dirawat di ruang karantina PKM Salugatta, Mamuju Tengah.

Imbauan tentang stay at home, social distancing yang kemudian direvisi menjadi physical distancing, mengenakan masker, cuci tangan teratur, serta berbagai imbauan pemerintah lainnya, menurut dr Indahwati harus lebih diperketat lagi. Utamanya di daerah-daerah penyumbang kasus positif covid-19 yang besar.

"Di perawatan isolasi bisa sampai 17 orang. Karantina sampai saat ini ada 24, tapi bisa ditambah lagi tujuh dikali empat. Jadi total 17 tambah 24 tambah 28. Itu perawatan," ungkap dr Indahwati saat ditanya tentang kapasitas kamar khusus pasien covid-19 di Rumah Sakit Regional provinsi Sulawesi Barat.

Sebaran Covid-19 di Sulbar. (Infografis/covid19.sulbarprov.go.id)

Hingga Kamis (30/04) pukul 17.00 Wita, 42 pasien positif covid-19 di Sulawesi Barat telah menyentuh angka 42 orang. Dengan rincian masing-masing; Satu orang dari kabupaten Majene (dinyatakan sembuh). Tiga orang dari kabupaten Mamuju (satu orang dinyatakan sembuh, satu orang masih isolasi mandiri di Makassar, dan satu orang dirawat di gedung karantina Rumah Sakit Regional).

Kemudian lima orang dari kabupaten Pasangkayu (satu orang dirawat di Rumah Sakit Regional, tiga orang dirawat di RSUD Pasangkayu dan satu orang isolasi mandiri di Pasangkayu dan dalam pengawasan tim gugus tugas Pasangkayu). Dua orang dari kabupaten Polman (Satu orang dirawat di RSUD Polman, satu orang isolasi mandiri di Polman).

Serta 31 orang asal Mamuju tengah (satu orang dinyatakan sembuh, delapan orang dirawat di Rumah Sakit Regional, dua orang di RSUD Mamuju Tengah, 19 orang dirawat di gedung karantina PKM Salugatta dan satu orang meninggal dunia).

"Jika UGD juga dipakai bisa tambah tiga orang. Tambah ICU kapasitas sepuluh tempat tidur, itu bila ada kasus," pungkas dr Indahwati Nuryamsi. 

Oh Iya, kita belum membahas ketersediaan Alat Pelindung Diri (APD) bagi tenaga kesehatan di Rumah Sakit yang merawat pasien covid-19.... (Naf/A)