Putus Rantai Penyebaran Covid-19, Pemerintah dan Masyarakat Harus Bersinergi

Wacana.info
Ilustrasi. (Foto/Net)

MAMUJU--Ragam imbauan berikut regulasi telah dilahirkan pemerintah untuk dengan segera memutus mata rantai penyebaran covid-19. Itu hanya akan berakhir sia-sia jika tak dibarengi kesadaran penuh masyarakat untuk tunduk dan patuh atas imbauan atau regulasi tersebut.

Juru bicara gugus tugas penanganan covid-19 provinsi Sulawesi Barat, Safaruddin Sanusi menjelaskan, sinergitas antara pemerintah dan masyarakat adalah kunci utama dalam meredam penyebaran virus corona (penyebab covid-19). Kepada WACANA.Info, imbauan untuk senantiasa menegakkan protokol kesehatan terkait covid-19 seperti stay at home, mengenakan masker, cuci tangan secara rutin, physical distancing serta berbagai imbauan lainnya wajib untuk ditegakkan.

Amat sangat penting bagi masyarakat untuk tetap menegakkan berbagai imbauan tersebut, apalagi dengan kenyataan bahwa sejumlah kasus positif covid-19 di Sulawesi Barat ini bersumber dari mereka yang sebelumnya pernah melakukan perjalanan ke daerah lain.

Juru Bicara Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Sulbar, Safaruddin Sanusi. (Foto/Humas Pemprov Sulbar)

"Mari mengambil pelajaran dari kasus covid-19 di Sulbar. Mulai dari kasus 01 yang di Majene itu adalah dari luar. Kemudian dari kasus 03 yang di Mateng, itu juga dibawa dari luar juga. Kita juga belajar dari Pasangkayu, itu peserta tabligh akbar yang di Gowa. Kemudian kasus yang di Polman itu kan sebelumnya juga datang dari perjalan yang bersangkutan di Jakarta. Artinya apa, dari kasus di atas, hendaknya masyarakat untuk menahan diri dulu untuk melakukan perjalanan ke luat daerah." urai Safariddin, Sabtu (2/05).

Padahal, sambung Safaruddin, jauh hari sebelumnya pemerintah sudah mengimbau agar masyarakat untuk sementara waktu tak melakukan perjalanan ke luar daerah. Sebegitu pentingnya hal tersebut, pemerintah saat ini bahkan secara tegas melarang masyarakat untuk mudik di tengah pandemi virus corona yang belum juga mereda.

"Semua peristiwa di atas terjadi karena masyarakat tidak mengindahkan imbauan pemerintah. Ini kita tidak main-main, sebab kalau ini menyebar kemana-mana, sebelum diambil swab-nya dulu, yang bersangkutan kan sudah bergerilya dulu. Sudah kemana-mana, bergaul di masyarakat. Begitu hasil swab-nya datang dan dinyatakan positif, mau bagaimana lagi. Pasti sudah banyak orang yang sudah kemungkinan besar terjangkit virus itu," sambung pria yang juga Kepala Dinas Komunikasi Informasi, Persandian dan Statistik Sulawesi Barat itu.

Di titik ini, peran akrif masyarakat sangat dibutuhkan. Paling tidak bagi mereka yang sebelumnya telah melakukan perjalanan dari luar daerah agar dengan segera melakukan karantina mandiri. Pun dengan siapa saja yang pernah bersentuhan langsung dengan pasien positif covid-19, diharapkan agar melakukan hal yang sama.

"Perlu memang ada kejujuran dari masyarakat untuk memeriksakan diri atau melakukan karantina mandiri. Sebenarnya sudah ada mekanisme yang kita tetapkan dengan melibatkan pemerintah kabupaten berikut perangkatnya hingga ke bawah untuk senantiasa mengawasi masyarakat kita yang datang dari luar daerah. Tapi, mengingat keterbatasan yang dimiliki, agak susah memang jika tak didukung oleh partisipasi aktif dari masyarakat. Pemerintah dan masyarakat harus bersinergi," pungkas Safaruddin Sanusi.

Anda Mudik ?, Bersiaplah Putar Balik

Sebaran Covid-19 di Sulbar (Infografis/Dinas Kesehatan Sulbar)

Hingga Sabtu (2/05), tercatat satu penambahan kasus positif covid-19. Kabar baiknya, satu satu kasus lainnya dinyatakan  sembuh. 

Adalah JMl, aki-laki berusia 29  tahun asal  kecamatan Tobadak, Mamuju Tengah yang kini resmi jadi kasus 44. Berdasarkan keterangan resmi dari pemerintah provinsi Sulawesi Barat, yang berdangkutan pernah melakukan perjalanan ke daerah  terjangkit  covid-19 dalam 14 hari sebelum sakit, yaitu ke Makassar. Pasien sendiri tidak memiliki riwayat kontak erat dengan pasien terkonfirmasi. JM saat ini dirawat di RSUD Mamuju Tengah.

Selanjutnya kasus positif 04 berinisial Ir, laki-laki berusia 43 tahun asal kabupaten Pasangkayu yang dirawat di RSU Regional dan setelah didapatkan hasil laboratorium dua kali berturut-turut Negatif, maka pasien 04 dinyatakan sembuh.

Bercermin pada mayoritas kasus covid-19 di Sulawesi Barat yang faktanya datang dari warga asal luar daerah di atas, sangt penting memang bagi semua pihak agar mematuhi kebijakan menahan diri untuk melakukan mudik tahun ini. Tak dapat dibayangkan ledakan besar kasus positif covid-19 di provinsi ke-33 ini yang bisa saja terjadi jika rutinitas mudik itu tetap dilakukan.

Pemerintah provinsi Sulawesi Barat sendiri Sabtu (2/05) malam dengan tegas akan melarang kendaraan umum atau kendaraan pribadi yang dari luar daerah untuk masuk ke Sulawesi Barat, apalagi dengan tujuan mudik. Kepala Dinas Perhubungan provinsi Sulawesi Barat, Khaeruddin Anas menegaskan, aparat yang berhada di perbatasan akan memaksa setiap kendaraan tersebut untuk putar balik.

"Ini tadi kita sudah pantau di posko yang sudah kita sediakan, tapi memang agak sulit dipisah datanya. Kendaraan yang lewat di posko Tinambung saja itu ada kurang lebih 2.500 kendaraan yang lalu lalang hari ini. Tapi yang mudik itu tidak semua yah," sebut Khaeruddin Anas via sambungan telepon.

"Hari ini itu kita sudah tegaskan. Tutup perbatasan, kalau ada kendaraan yang dari Makassar, suruh kembali. Kita berlakukan mulai malam ini, pokoknya tidak ada lagi kendaraan, yang dari luar Sulbar kita tutup. Yang pakai alasan mau ke Palu atau Gorntalo, tidak ada lagi. Kan sudah ada larangan untuk tidak mudik," tegas dia.

Cukup beralasan bagi Khaeruddin Anas untuk memberi penegasan seperti itu. Terlebih Presiden RI Joko Widodo telah menginstruksikan larangan mudik tahun ini. 

Kadis Perhubungan Sulbar, Khaeruddin Anas. (Foto/Net)

"Kemudian ada Paraturan Menteri Perhubungan Nomor 25 tahun 2020. Ditambah lagi kita sudah keluarkan surat dari Pak Gubernur, kemudian ada lagi surat dari Balai Pengelola Transportasi Darat Sulselbar Kementerian Perhubungan. Jadi tidak adala alasan lagi. Tidak ada lagi mau diskusi atau mau apa, tidak ada lagi. Suruh balik kanan," sebutnya.

Penegasan tersebut tak berlaku untuk empat jenis kendaraan.

"Yang pertama kendaraan logistik, dua kendaraan BBM, tiga kendaraan untuk kesehatan itu, serta keempat kendaraan dinas untuk kepentingan kedinasan," pungkas Khaeruddin Anas.

Dengan satu kasus, berarti sudah ada 44 kasus positif covid-19 di Sulawesi Barat. Rinciannya masing-masing; satu orang dari kabupaten Majene (dinyatakan sembuh). Empat orang dari kabupaten Mamuju (satu orang sembuh, satu orang masih isolasi mandiri di Makassar dan dua orang di ruang isolasi Rumah Sakit Regional). 

Kemudian lima orang dari Pasangkayu (satu orang sudah dinyatakan sembuh, tiga orang dirawat di RSUD Pasangkayu dan satuorang isolasi mandiri di Pasangkayu dan dalam pengawasan tim gugus Pasangkayu). Di Polman dua orang (satu orang dirawat di RSUD Polman, san satu orang isolasi mandiri di Polman).

Terbanyak di kabupaten Mamuju Tengah dengan jumlah kasus positif covid-19 sebanyak 32 orang (satu orang dinyatakan sembuh, dua orang dikarantina di Rumah Sakit Regional, enam orang dirawat di ruang isolasi Rumah Sakit Regional, tiga orang di RSUD Mamuju Tengah, 19 orang di rawat di gedung karantina PKM Salugatta, serta satu orang meninggal). (Naf/A)