Positif Thinking Bantu Proses Penyembuhan Pasien Corona Asal Majene

Wacana.info
Ilustrasi. (Foto/Net)

MAMUJU--Kabar menggembirakan datang dari proses perawatan pasien yang positif terinfeksi virus corona baru (covid-19) asal Majene. Pihak rumah sakit regional yang sejak beberapa hari terakhir merawat pasien tersebut mengungkap kondisi sang pasien kini berangsur membaik.

Bahkan, dari hasil tes swab yang telah dilakukan terhadap pasien yang seorang santriwati itu menunjukkan bahwa yang berangkutan telah negatif covid-19.

"Masih akan diambil swab-nya satu kali lagi. Bila hasilnya negatif, berarti pasien dinyatakan sembuh dan bisa pulang," ujar Direktur RS regional provinsi Sulawesi Barat, dr Indahwati Nursyamsi, Jumat (3/04).

Menurut dr Indahwati, sistem kekebalan tubuh yang dimiliki pasien tersebut bekerja dengan baik. Hal tersebut menjadi salah satu penyebab proses penyembuhan pasien covid-19 itu menjadi lebih cepat.

"karena anti bodi sudah bekerja melawan virus. Anti bodi-nya kuat melawan viruss, sehingga virusnya kalah. Dan hasilnya jadi negatif karena virus mati dan tdk diproduksi lagi," terang dr Indahwati Nursyamsi.

Direktur RS Regional Provinsi Sulbar, dr Indahwati Nursyamsi. (Foto/Istimewa)

Masih dari penjelasan dr Indahwati, salah satu faktor utama yang kemudian menjadi pemicu sistem kekebalan tubuh pasien covid-19 bisa bekerja maksimal adalah dengan senantiasa menjaga kondisi mental. Kata dia, memelihara kekuatan mental dengan senantiasa berfikir positif dan menjaga suasana kebatinan agar tetap stabil turut mempengaruhi kemampuan kerja sistem kekebalan tubuh.

Hal tersebut, di mata dr Indahwati, dapat dilihat dari proses perawatan pasien covid-19 asal Majene tersebut.

"Iya pak, betul sekali," kata dr Indahwati sekaligus membenarkan asumsi di atas.

Eksklusif ! Pasien Covid-19 Bicara di Media

WACANA.Info berkesempatan mewawancarai pasien covid-19 berumur 14 tahun berjenis kelamin perempuan itu. Lewat sambungan telepon, pasien berinisial J tersebut mengaku telah menerima informasi seputar hasil tes swab atas kondisinya. 

"Yah, bahagia. Senang," kata J.

Selama menjalani perawatan di RS regional, J menghabiskan sebagian besar waktunya dengan ragam aktivitas ibadah. Ia haqqul yakin, menegakkan ibadah merupakan obat yang paling manjur untuk kondisinya saat ini.

"Sholat, mengaji. Karena ibadah sama mengaji itu obat intinya," tutur J di ujung telepon.

Kenyataan bahwa J divonis sebagai pasien positif covid-19 tak lantas bikin ia tertekan. Menurutnya, dalam kondisi seperti itu, merasa tertekan justru akan memperburuk kondisi kesehatannya.

"Tidak (merasa tertekan). Janganki merasa tertekan, nanti imunnya terganggu. Kalau imunnya tidak bekerja, justru akan bikin kita tambah sakit," sambung J.

Selama menjalani proses perawatan, J mengaku banyak menerima banyak dukungan moril dari berbagai pihak. Ia menyebut, dukungan yang ia terima tersebut cukup membantu stabilitas mental dan semangatnya di masa-masa perawatan.

"Ya Alhamdulillah," ucapnya.

Di masa-masa sulit bahkan sejak ia mendapat perawatan intensif di salah satu rumah sakit di Makassar, J benar-benar membuktikan betapa dzikir, sholat dan merapal ayat suci Al-Quran itu sangat membantunya. Kata dia, dengan itu semua, kekuatan mental dan spritualnya justru meningkat.

"Sholat, dzikir, mengaji, itu semua terbukti sangat membantu saya. Kuncinya itu selalu berpositif thinking," pungkas J.

Corona dan Aksi Sosial oleh Masyarakat

Aksi sosial dari masyarakat setelah wabah covid-19 kian mengkhawatirkan belakangan ini terus bermunculan. Mulai dari penggalangan dana untuk membantu tenaga medis dalam memenuhi kebutuhan Alat Pelindung Diri (APD), termasuk aksi bagi-bagi masker dan hand sanitizer yang akhir-akhir ini begitu massif digerakkan oleh berbagai lapisan masyarakat.

Itu semua menjadi bukti betapa kepedulian publik atas pandemi corona ini nyata adanya. Seperti apa yang diinisasi oleh yayasan Marandang dengan aksi sosialnya berupa penyemprotan disinfektan di sejumlah titik di kota Mamuju.

Tak hanya itu, yayasan Marandang yang berkolaborasi dengan Paguyuban Sosial Marga Tionghoa Indonesia (PSMTI) dan Polresta Mamuju juga membagikan hand sanitizer kepada masyarakat. Ketua yayasan Marandang, Muh Ansyari Irianto berharap, apa yang dilakukannya itu semga bisa membantu pemerintah dalam upayanya memutus mata rantai penyebaran virus asal Wuhan, Tiongkok tersebut.

Sebelum Relawan dari Yayasan Marandang, Aparat Polresta Mamuju dan PSMTI Menggelar Aksi Penyemprotan Disinfektan di Kota Mamuju. (Foto/Istimewa)

"Semoga pandemi ini bisa segera selesai dan kehidupan sosial di masyarakat bisa kembali pulih," ucap Ansari Irianto.

Yayasan Marandang, kata Ansari, juga terlibat sekaligus memfasilitasi setiap bantuan dari pihak lain untuk meringankan beban tenaga medis yang berkerja ekstra merawat pasien yang terinfeksi atau diduga terinfeksi covid-19.

Aksi sosial dalam mencegah penyebaran covid-19 juga ditunjukkan komunitas pemuda Sese, kecamatan Simboro. Dengan fasilitas seadanya, mereka menggelar kegiatan disinfeksi di jalan utama desa Sese. 

Setiap kendaraan yang memasuki wilayah Sese disemprot dengan cairan disinfektan. Pun dengan pentgendaranya yang diminta untuk mencuci tangan sebelum memasuki desa Sese.

Aksi Sosial yang Diinisiasi Pemuda Sese, Mamuju. (Foto/Rusman Rusli)

"Hal ini kami lakukan demi menjaga dan melindungi warga yang ada di desa Sese ini. Kami tahu betul bahwa virus ini sangat berbahaya dan dapat mengancam kesehatan warga Sese," papar Yunus yang jadi koordinator kegiatan tersebut.

"Kegiatan ini akan terus kami lakukan sampai ada pemberitahuan lebih lanjut dari pemerintah. Kita semua berharap agar wabah corona ini dapat segera berlalu mengingat sebentar lagi kaum muslim bersiap untuk menyambut bulan suci Ramadhan," pungkas Yunus. (Naf/A)

Catatan: Sebelum Artikel Ini Dimuat, Kami Telah Meminta Persetujuan Ayah J via Sambungan Telepon.