Satu Kasus Positif Covid-19 di Sulbar, Siapkah Kita ?

Wacana.info
Data Resmi Sebaran Covid-19 di Indonesia. (Foto/www.covid19.go.id)

MAMUJU--Provinsi Sulawesi Barat akhirnya 'jebol' juga. Sekian lama peta Sulawesi Barat di situs www.covid19.go.id berwarna biru, perhari ini berubah warna menjadi kuning.

Itu setelah terkonfirmasi satu pasien positif covid-19 di provinsi Sulawesi Barat. Dari sejumlah informasi yang dihimpun, pasien tersebut merupakan warga Majene yang selama ini nyantri di salah satu pondok pesantren di Bogor, Jawa Barat.

Padahal sejumlah langkah telah dilakukan pemerintah provinsi Sulawesi Barat untuk mencegah covid-19 (virus corona baru yang berasal dari Wuhan, Tiongkok) itu masuk ke wilayah provinsi ke-33 ini. 

Mulai dari langkah pengamanan wilayah, membatasi aktivitas orang di pelabuhan dan jalur transportasi darat, hingga langkah tegas aparat dalam sosialisasi social distance (belakangan berubah jadi physical distance). Termasuk kebijakan penghentian aktivitas belajar mengajar di sekolah, serta kebijakan work from home bagi ASN. 

Sekarang pertanyaannya, siapkah kita ?

Saat ini, pasien positif covid-19 itu sedang dirawat di RS regional. Kepala dinas kesehatan provinsi Sulawesi Barat, dr. Muhammad Alief Satria Lahmuddin menjelaskan, pihaknya telah menyiapkan segala sesuatunya dalam hal penanganan pasien covid-19.

"Sekarang sudah ada di (RS) regional. Kemudian tracking sudah dilakukan oleh teman-teman di Majene. Saya kira tidak ada masalah dengan kasus yang positif itu, karena kita akan tetap melaksanalan protap sesuai dengan protokol kesehatan yang telah ditetapkan. APD-nya kan ada. Saya kira pihak rumah sakit sudah ada protap untuk itu," papar dr. Muhammad Alief dalam keterangan persnya, Minggu (29/03).

Konfrensi Pers Penanganganan Covid-19 Pemprov Sulbar. (Foto/Manaf Harmay)

Ketua gugus tugas percepatan penanganan covid-19 provinsi Sulawesi Barat, Darno Majid mengungkapkan, pihaknya baru saja menerima bantuan APD dari pemerintah pusat. Itu pun telah ia salurkan ke sejumlah rumah sakit yang ada di kabupaten.

"125 pcs perkabupaten. Sisanya terbanyak kita simpan di provinsi," papar Darno.

Apapun itu, satu pasien positif covid-19 saat ini telah dirawat di RS regional provinsi Sulawesi Barat. Sudah tugas petugas medis dengan segala protokol dan protap yang berlaku untuk bekerja merawat pasien tersebut.

Di sisi lain, peran publik tentu jadi hal yang paling utama dalam mencegah penyebaran virus tersebut, khususnya di Sulawesi Barat. Segala hal terkait langkah pencegahan covid-19 sesungguhnya sudah bukan barang baru lagi.

Dikutip dari www.covid19.go.id, cara terbaik mencegah adalah tidak terpapar virus corona. Kebanyakan orang tertular langsung akibat menghirup percikan batuk atau napas orang sakit.

Orang juga bisa tertular virus karena menyentuh permukaan benda yang tercemar percikan batuk atau napas orang sakit. Para ahli mengatakan virus corona dapat hidup di permukaan benda selama beberapa jam sampai beberapa hari dan karena itu, cuci tangan pakai sabun dan air mengalir menjadi sangat penting.

Tips Kebersihan

1. Sering cuci tangan pakai sabun dan air mengalir minimal 20 detik dan ingatkan anak untuk mencuci tangan pakai sabun secara benar. (Gunakan cara mudah mengukur durasi 20 detik, semisal menyanyi lagu Selamat Ulang Tahun 2x)

2. Cuci tangan pakai sabun saat tiba di rumah, tempat kerja atau sekolah, sebelum makan, sebelum menyiapkan makanan, dan setelah menggunakan toilet.

3. Gunakan cairan pembersih tangan (minimal 60% alkohol) bila sabun dan air mengalir tidak tersedia

4. Tutup mulut dan hidung dengan siku terlipat saat batuk atau bersin atau gunakan tisu, yang langsung dibuang ke tempat sampah tertutup setelah digunakan. Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir atau cairan pembersih tangan.

5. Jaga jarak paling sedikit 1 meter dengan orang. Jangan berada dekat orang yang tidak sehat

6. Hindari menyentuh wajah karena mulut, hidung mata dapat menjadi pintu masuk virus.

Sulbar Terkonfirmasi Satu Kasus Positif. (Foto/www.covid19.go.id) 

Kurangi Kontak Langsung

Ketika orang-orang yang sakit COVID-19 tengah diisolasi tapi menyebarkan virus corona secara cepat ke wilayahnya melalui kontak jarak dekat, maka pola itu disebut sebagai penularan komunitas (community transmission). 

Semakin meluas penularan komunitas yang terjadi, maka tindakan tambahan perlu dilakukan, yaitu mengurangi kontak antara satu warga dengan warga lain di wilayah itu (social distancing atau di sini akan disebut sebagai mengurangi kontak antarwarga).

Ajang yang mendatangkan keramaian seperti pertandingan bola, konser musik, acara keagamaan dan pertemuan besar sudah ditunda di mana-mana, di Indonesia maupun di berbagai belahan dunia lain.

Termasuk tindakan mengurangi kontak antarwarga adalah mengurangi kegiatan penyuluhan di tempat umum, menutup sekolah dan mengurangi penggunaan transportasi umum yang tidak penting.

Tindakan mengurangi kontak antarwarga dapat ditingkatkan ke tahap yang lebih tinggi dengan pertimbangan penyebaran yang semakin meluas dan dengan mempertimbangkan antara efektivitas dan dampaknya pada masyarakat. Bila penyebaran virus terjadi di lokasi tertentu, tindakan mengurangi kontak antarwarga pertama-tama dilakukan di lokasi-lokasi tersebut dan tidak langsung di tingkat nasional.

Berikut panduan para ahli:

* Hindari pertemuan besar (lebih dari 10 orang)
* Jangan pergi ke sarana kesehatan kecuali diperlukan.
* Bila Anda memiliki anggota keluarga atau kawan dirawat di rumah sakit, batasi pengunjung – terutama bila mereka anak-anak atau kelompok risiko tinggi (lanjut usia dan orang dengan penyakit yang dapat memperberat, misalnya gangguan jantung, diabetes dan penyakit kronis lainnya).
* Orang berisiko tinggi sebaiknya tetap di rumah dan menghindari pertemuan atau kegiatan lain yang dapat membuatnya terpapar virus, termasuk melakukan perjalanan.
* Beri dukungan pada anggota keluarga (yang tidak tinggal di rumah Anda) ataupun tetangga yang terinfeksi tanpa harus bertemu langsung, misalnya melalui telepon ataupun WA.
* Ikuti panduan resmi di wilayah Anda yang bisa saja merubah rutinitas termasuk kegiatan sekolah atau pekerjaan.
* Ikuti perkembangan informasi karena situasi dapat berubah dengan cepat sesuai perkembangan penyakit dan penyebarannya.
* Ingat bahwa bila setiap orang melakukan apa yang harus dilakukan, kita semua dapat melalui ini semua dan kembali ke kehidupan normal.

(*/Naf)