Paradigma

Relasi Iman, Amal dan Taqwa Dalam Berpuasa

Wacana.info
Syarifuddin Mandegar. (Foto/Manaf Harmay)

Oleh: Syarifuddin Mandegar (Dewan Pembina Esensi Sulbar)

Dalam Surah Al-Baqarah Ayat 183 dengan tegas Allah berfirman :

"Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kalian agar kamu bertakwa” (QS. Al Baqarah: 183)"

Setelah aku menerima pesan dari seorang guru yang aku hormati. beliau berpasan tentang ayat itu dengan lemah lembut. Tanpa banyak pertimbangan, nuraniku kemudian beranjak membisik nalarku untuk menelisik maknanya.

akupun bergegas mengeja huruf demi huruf dan arti ayat itu. sejalan dengan pesan guruku, nalarku menemukan tiga hal dalam Firman Allah nan agung itu. Ketiganya adalah Iman, Puasa dan Taqwa.

Bermodal kepongahan pengetahuan, aku mulai merangkai kata lewat catatan ini meski tak sehebat guruku.  setelah mendengar dengan seksama pesan itu. ternyata saya baru sadar bahwa iman itu membutuhkan ilmu pengetahuan. hati kita tidak bisa serta merta beriman begitu saja tanpa diawali dengan pengetahuan. Mempercayai bahwa kopi itu pahit, gula itu manis sebelum persepsi indrawi (lidah) kita merasakannya, kepercayaan kita tidak ada artinya. 

Demikian halnya dengan iman, apa yang mau diimani jika hati dan pikiran kita kosong dari pengetahuan..? dimana titik awal Iman bermula dari ilmu pengetahuan. Seseorang mustahil mengimani sesuatu ketika sebelumnya sesuatu itu kosong dari pengetahuan kita terhadapnya. Seringkali Allah menyeruh kita dengan kata Iman demikian halnya dengan puasa Allah memerintahkan kita berpuasa yang diawali dengan kata iman. tetapi Iman tidaklah cukup jika hati kita kosong dari pengetahuan. yakni pengetahuan tentang puasa dan taqwa. dimana puasa merupakan implikasi iman yang diejahwantah dari pengetahuan kita tentang puasa.

Karena itu, Puasa inilah yang disebut dengan amal sebagai aktualisasi dari iman. karena kita berpengatahuan sehingga kita beriman dan karena kita beriman maka kita berpuasa. namun mempersembahkan ibadah puasa dihadapan Sang Khalik belumlah cukup tanpa Sholat. setelah itu, barulah kita dikatakan orang-orang beriman yang bertaqwa.

Jadi Iman adalah keyakinan yang meneguhkan hati kita, sedangkan amal adalah bukti bahwa kita beriman dan Taqwa adalah kekuatan spritual bagi iman dan amal  kita dihadapan Allah untuk melawan gempuran maksiat sehingga Amal (puasa dan sholat) kita tidak gugur di medan Ramadhan.

Puasa mendidik individu menjadi jiwa yang besar. dimana jiwa besar adalah jiwa yang mampu menerawang jalan-jalan Taqwa dan tak sedikitpun ia berpaling dari wajah Allah.

Wassalam