Debat Publik Pilkada Polman; Salim Soroti Gizi Buruk, AIM Minta Pendapat soal Jalannya Pemerintahan

Wacana.info
Debat Publik Putaran Pertama Pilkada Polman. (Foto/Masdar)

POLMAN-Debat publik putaran pertama calon Bupati dan Wakil Bupati Polman digelar di Gedung Nusantara, Polewali, Senin (21/05). Yundini Husni Jamaluddin dipercaya untuk memandu jalannya debat yang berlangsung dalam empat sesi dengan durasi 90 menit tersebut.

Seperti debat publik pada umumnya, sesi pertama diisi dengan pemaparan visi misi oleh kedua pasangan calon. Sesi kedua menjawab pertanyaan panelis, ketiga penajaman visi misi dan terakhir sesi debat antar pasangan calon.

Sesi terakhir tentu jadi perhatian publik. Debat antar pasangan calon pun diisi dengan saling sindir oleh pasangan Salim S Mengga-Marwan dengan Andi Ibrahim Masdar (AIM)-Muh Natsir Rahmat.

Calon Bupati Polman nomor urut 1, Salim S Mengga mendapat kesempatan pertama untuk bertannya. Ia pun menanyakan sekelumit permasalahan yang masih membelit masyarakat Polman, utamanya maraknya kasus gizi buruk di Polman.

Saat menjawab pertanyaan Salim itu, AIM justru menuding data yang dijadikan dasar bertannya oleh kompetitornya tersebut tidak valid. Ia berdalih, data terakhir yang ia peroleh dari Kementerian Kesehatan menyebutkan Polman tidak lagi menjadi daerah peringkat dua kasus gizi buruk di Indonesia.

"Data terbaru 2017, Polman sudah menjadi kabupaten terendah angka gizi buruk di Sulbar. Jadi saya tidak tahu dari mana data yang digunakan oleh Pak Salim. Kemudian perlu saya sampaikan kasus gizi buruk yang selama ini banyak di rumah sakit itu adalah pasien daerah lain. Karena memang rumah sakit Polman adalah rumah sakit rujukan," jelas Andi Ibrahim menjawab pertanyaan Salim.

Berbeda dengan Salim S Mengga, saat pasangan Andi Ibrahim Masdar-Muh Natsir Rahmat berkesempatan mengajukan pertanyaan, kedua justru meminta pendapat dari Salim S Mengga tentang jalannya pemerintahan di Polman yang ia pimpin bersama Muh Natsir Rahmat selama empat tahun terakhir.

Menjawab apa yang menjadi permintaan Andi Ibrahim di atas, Salim mengaku bahwa memang telah perubahan. Namun, dikatakan tidak begitu signifikan. Hal itu dibuktikan dengan masih banyaknya persoalan di Kabupaten Polman beberapa tahun terakhir, termasuk angka gizi buruk yang terus meningkat serta kabupaten Polman yang masih berstatus sebagai daerah tertinggal.

"Jadi soal puas atau tidak puas dengan jawaban, yang namanya debat jawaban itu harus diterima. Namun perlu saya sampaikan bahwa angkat gizi buruk yang tinggi dan masuknya Polman sebagai daerah tertinggal menjadi tanda bahwa prestasi yang membanggakan selama ini tidak sebanding dengan masalah sosial yang muncul," urai Salim saat ditemui usai debat.

Mewujudkan masyarakat madani Polewali Mandar berbasis sumber daya lokal sebagai visi utama pemerintahan yang diusung Salim-Marwan menjadi poin utama closing statement yang disampaikan Salim S Mengga. Ia mengatakan, perubahan  merupakan sebuah sunnatullah, sehingga baginya perubahan di Polman adalah suatu keharusan.

"Ke depan pemimpin harus berubah. Dari yang dilayani menjadi pelayanan masyarakat. Saya berjanji akan membaktidarmakan seluruh sisa hidup saya untuk Polman," pungkas Salim S Mengga. (*/Naf)