Kala Caiya-Caiya ‘Mengganggu‘ Electone Musik

Wacana.info
Caiya-Caiya sang Pengganggu Electone Musik. (Foto/Lukman Rahim)

POLMAN--Adalah hal yang lazim bahkan sudah menjadi kebiasaan bagi masyarakat khususnya di Sulawesi Barat saat menampilkan pagelaran musik organ tunggal untuk setiap pesta pernikahan atau hajatan lainnya.

Bagi masyarakat, kehadiran organ tunggal atau lebih akrab dengan sebutan electone hampir seolah jadi hal yang wahjib hukumnya untuk setiap hajatan tersebut.

Untuk alasan efisiensi dan sejumlah kemudahan lainnya, electone sejak beberapa waktu belakangan bahkan telah menggeser orkes di panggung-panggung hiburan di setiap hajatan.

Seiring berjalannya waktu, kini electone punya saingan baru. Ia jauh lebih dan lebih ekonomis. Sang penantang electone itu dinamai 'caiya-caiya' 

'Caiya-Caiya' adalah jasa penyewaan seperangkat alat. Kini, ia mulai 'mengganggu' electone. Kebanyakan masyarakat kini lebih memilih 'caiya-caiya' ketimbang electone untuk mengisi sesi hiburan hajatan mereka.

'Caiya-Caiya' tergolong sangat praktis dan begitu ekonomis. Cukup dengan hanya bermodalkan lagu-lagu karaoke yang dimainkan via perangkat elektorini berupa laptop kemudian ditayangkan lewat proyektor, serta diperdengarkan menggunakan perangkat sound system. 

Tidak jelas, kapan 'caiya-caiya' ini hadir. Belum juga ada informasi pasti soal penamaannya tersebut.

Salah seorang pengusaha 'caiya-caiya', Samin menjelaskan, sejak memulai usahanya medio 2017 lalu, ia mengaku tak pernah kekurangaan job.

"Rp. 750 Ribu sehari semalam. Kalau jauh, bisa sampai Rp. 1 Juta," kata Samin saat diminta membuka sedikit informasi seputar rataan pendapatannya.

'Caiya-Caiya' pun dianggap sarana hiburan yang menjaminkan keamanan, ketimbang electone musik yang selama ini meyisakan sejumlah keributan.

"Sekarang, orang lebih senang lagi sama 'caiya-caiya'," kata Samin. (Keto/A)