Melihat dari Dekat Kondisi Adawiah, Perempuan yang Tinggal di Gubuk Berukuran Kecil

POLMAN--Rumahnya kecil, sangat kecil. Beratapkan daun rumbia, bahkan ada di beberapa bagian atap yang terbut dari karung bekas. Di rumah, atau sebut saja gubuk berukuran hanya 1 x 1 Meter itu Adawiah tinggal.
Perempuan tua renta itu tinggal di desa Bonra, Mapilli, kabupaten Polman.
Adawiah terpaksa bertahan di rumah yang berdindingkan sarung bekas itu. Di atas lantai rumah yang terbuat dari bambu rapuh itu ia menghabiskan hari-harinya.
Jika hujan turun, maka pasti, ruangan rumah yang ditinggali Adawiah basah kuyup. Pun kala malam menjemput, Adawiah tidur hanya bisa berpasrah, berserah pada dinginnya malam dengan hanya mengandalkan kelambu bekas yang ia gunakan sebagai selimut.
Urusan perut, Adawiah cukup mengandalkan bantuan dari para tetangganya. Tak jarang, ia harus menahan lapar selama berhari-hari sebab di usianya yang tua, tak lagi mampu ia memenuhi kebutuhan primernya sehari-hari.
Tak jarang, warga sekitar rumahnya menganggap Adawiah sebagai perempuan dengan keterbelakangan mental. Bahkan, ada masa saat beberapa warga melempari tempat tinggalnya, hingga mengusir Adawiah dari wilayah itu.
"Sudah hampir 5 tahun kondisinya seperti ini. Kami hanya bisa membantu seadanya," tutur Amir, keluarga Adawiah saat ditemui beberapa waktu lalu.
Menurut Amir, ibu Adawiah hanya mendapat bantuan pemerintah berupa beras pra sejahtera (Rastra). Selebihnya, belum ada.
"Sampai saat ini belum ada bantuan apa-apa, hanya Rastra ji. Pendata bantuan juga hanya lewat-lewat saja. Mungkin karena rumahnya terlalu kecil jadi tidak kelihatan," tutur Amir. (Hamzah/Naf)