Resmi, Idul Adha 1438 H Jatuh pada Tanggal 1 September 2017
JAKARTA--Sidang isbat yang digelar Kementerian Agama dan dihadiri perwakilan Ormas Islam menetapkan 1 Zulhijjah 1438 H bertepatan dengan 23 Agustus 2017. Dengan demikian, Hari Raya Idul Adha jatuh pada 1 September 2017.
“Hari ini kita berhasil menentukan 1 Zulhijjah jatuh pada 23 Agustus 2017. Oleh karenanya, Hari Raya Idul Adha jatuh pada hari Jumat, 1 September 2017,” kata Sekjen Kemenag Nur Syam didampingi Ketua Komisi VIII DPR RI Ali Taher, Ketua MUI Abdullah Zaedi saat konpres usai Sidang Isbat di Kantor Kemenag Jl MH Thamrin Jakarta Pusat seperti dikutip dari situs resmi Kementerian Agama RI, Kamis (24/08).
Menurut Nur Syam, ketetapan ini setelah mendapatkan laporan adanya tim pemantau yang berhasil melihat hilal.
“10 orang sudah melihat hilal, ada peneliti Boscha, perwakilan falakiyah NU, tokoh umat Islam, dan perwakilan Kantor Kementerian Agama, semua mengatakan melihat hilal,” terang Nur Syam.
Kepada masyarakat Indonesia, Nur Syam mengajak untuk menggelorakan semangat berkurban. Menurutnya, berkurban bisa meningkatkan etos kerja dan etos kebersamaan.
“Dengan semangat kebersamaan, semangat harmoni, semangat kerukunan yang sudah didengungkan ke mana - ke mana, tahun ini kita melaksanakan hari raya bersamaan bagi seluruh masyarakat Indonesia,” kata Nur Syam.
Sebelumnya, anggota Badan Hisab Rukyat Kementerian Agama Cecep Nurwendaya menyampaikan bahwa posisi hilal awal Zulhijjah di lokasi pemantauan Pelabuhan Ratu, tingginya mencapai 7,50 derajat, jarak busur bulan - matahari 7,54 derajat, umur hilal 16 jam 22 menit 22 detik dan fraksi iluminasi hilal 0,61 persen.
Berikut ini 10 nama yang telah disumpah melihat hilal awal Zulhijjah 1438H:
1. Mochammad Irfan (47 tahun) Peneliti Boscha ITB Bandung
2. Muhammad Yusuf (35 tahun) peneliti Boscha ITB Bandung
3. Rudin (44 tahun) Kepala Seksi Observasi BMKG, Sulamu, Kupang, NTT
4. Irman (28 tahun) Staf Pembimbing Syariah pada Kanwil Kemenag NTT
5. H Inwanuddin (41 (tahun) Lajnah Falakiyah NU Kabupaten Gresik, Jawa Timur.
6. M Aminuddin (31 tahun) Lajnah Falakiyah NU Kabupaten Gresik, Jawa Timur.
7. H Azhar (52 tahun) Ponpes Al-Fatih Surabaya, jawa Timur.
8. Syamsul Ma’arif (45 tahun) lajnah Falakiyah NU Mojokerto, Jawa Timur
9. Drs Abdul Rohim (51 tahun) Kepala KUA Kecamatan Panurukan, Situbondo, Jawa Timur
10. Siti Rofiah (30 tahun) Dosen UIN Walisongo Semarang. (*/Naf)