Harapan Baru Itu Bernama Kaliandra

Wacana.info
Proses Penyemaian Benih Kaliandra yang Melibatkan Kelompok Wanita Tani di Desa Guliling Kecamatan Kalukkku, Mamuju. Gambar diambil pada pertengahan Juli lalu. (Foto/Istimewa)

MAMUJU--Potensi perkebunan kaliandra benar-benar cukup menjanjikan. Ia memiliki banyak manfaat; batangnya bisa dijadikan sebagai bahan bakar kebutuhan industri atau rumah tangga, sementara bunganya berguna untuk memproduksi madu. 

Hal itu tentu menjadi harapan baru bagi masyarakat. Sebab, selain menambah pendapatan, kaliandra juga bisa jadi pohon konservasi untuk memperbaiki kualitas tanah.

Program yang dikelola oleh Konsorsium Pembangunan Hijau (KPH) Mamuju sejak medio Juli 2016 lalu ini menargetkan kebun energi tanaman kaliandra dari persemaian benih hingga masa panen bisa mencapai hingga 1.872.000 pohon.  Sejauh ini telah terbentuk empat lokasi persemaian bibit atau telah menyemai sebanyak 40 Kilogram benih. Asumsinya, satu lokasi persemaian bisa memproduksi 8.500 hingga 10.000 bibit pohon yang tersebar di kecamatan Kalukku, Mamuju. 

Perinciannya, satu lokasi persemaian di Desa Guliling, satu di Desa Pamulukang, dan dua persemaian di Kelurahan Bebanga. Masing-masing persemaian memanfaatkan lahan warga seluas 10 x 25 Meter. 

"Di Kelurahan Bebanga sudah terbentuk dua persemaian yang rencananya satu persemaian akan digeser ke Desa Pokkang," sebut Erwin Darma, Pemimpin program Outcome Leader 2, KPH Mamuju, saat ditemui, Selasa kemarin.

Program ini telah melibatkan tiga kelompok masyarakat yang terdiri dari Kelompok Hutan Tanaman Rakyat (HTR), Kelompok Hutan Rakyat (HR) atau Gapoktan, dan Kelompok Wanita Tani (KWT). Masing-masing kelompok masyarakat tersebut terdiri dari lima kelompok tani.

Erwin menambahkan, sebelum program tersebut berjalan hingga masa panen nantinya, kelompok masyarakat bakal diberikan pembekalan berupa pengembangan kapasitas. Seperti bimbingan teknis cara pembuatan persemaian, perlakuan benih, cara pemilihan benih yang baik, hingga pelatihan pembuatan pupuk kompos atau dikenal dengan istilah MOL (sejenis pupuk organik cair). 

"Semua itu adalah rangkaian dari program KPH Mamuju. Dari persemaian benih hingga masa panen," begitu pungkas Erwin Darma. (Pitto/Naf)