Lebih Dekat dengan Anca, Penjaga Rumah Adat Mamuju
MAMUJU--Rumah adat Mamuju, satu dari sekian banyak destinasi wisata budaya yang bisa dinikmati di kabupaten Mamuju, ibu kota provinsi Sulawesi Barat. Hamparan luas yang di isi beberapa replika bangunan adat kerajaan Mamuju ada di sana.
Pengunjung yang datang bisa melihat seperti apa bangunan rumah Raja, rumah joa (tempat tinggal para kepercayaan Raja), lumbung padi kerajaan, serta beberapa replika bangunan kerajaan lainnya bisa dilihat di kompleks rumah adat yang letaknya persis di jantung kota Mamuju.
Bicara soal kompleks rumah adat Mamuju, mungkin banyak yang tak tahu bahwa ternyata ada orang yang secara khusus ditugaskan untuk memastikan keamanan, kebersihan, atau kondisi rumah adat agar tetap terjaga. Namanya, Anca.
Anca, begitu sering ia dipanggil. Pemuda itu rupanya telah sejak 2006 silam ditugaskan untuk bermukim di kompleks rumah adat Mamuju. Banyak cerika, beragam kisah yang ia ungkap saat WACANA.info berkesempatan untuk berbincang dengannya di rumah adat, beberapa waktu lalu.
"Saya sudah sejak 2006 tinggal di sini. Awalnya saya tidak mau waktu ditugaskan untuk menjaga rumah adat, tapi setelah saya pikir-pikir, biarlah. Sejak saat itu saya sudah tinggal di sini," sebut Anca.
Sambil sesekali menghirup rokok filter kepunyaannya, pria yang tercatat sebagai salah satu tenaga kontrak di Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Mamuju itu mengaku bisa memperoleh penghasilan tambahan sejak ditugaskan menjaga kompelks rumah adat.
"Beda kalau di kantorki. Di sini, agak banyak gajinya. Jadi memang, mending di sini saja," cetusnya.
Dalam sebulan, Anca bisa mengantongi penghasilan hingga Rp. 600 Ribu. Ia menerima honor dari tugasnya menjaga rumah adat tiap tiga bulan sekali sebesar Rp. 1,8 Juta.
"Alhamdulillah Pak, bisa untuk beli rokok dan kebutuhan sehari-hari lainnya," sebut pria yang sudah sejak sekian lama menduda itu.
Sehari-hari, ia mesti memastikan kebersihan kompleks rumah adat, menjaga keamanan rumah adat, serta menjamin kondisi rumah adat agar tetap terawat dengan baik.
"Dulu ji itu, sembarang sekali yang masuk ke sini. Ada mi yang pacaran, ada mi juga yang mabuk-mabuk. Tapi sekarang, tidak ada mi lagi. Aman mi sekarang," tuturnya.
Diakui Anca, ada banyak pengalaman yang ia peroleh selama tinggal di kompleks rumah adat. Dari pengalaman lucu, hingga pengalaman yang 'tak masuk akal'. Dari ia yang telah pernah merasakan tinggal di rumah raja, maupun pengalamannya yang sempat 'diganggu' oleh makhluk tak kasat mata.
"Waktu di awal saya bertugas di sini, saya disuruh tinggal di rumah Raja. Karena ini perintah, yah saya tinggal di sana mi. Nanti tahun 2007 baru saya pindah ke bangunan lumbung padi," kata Anca.
"Pernah saya melihat ada kakek-kakek, berjanggut putih, berpakaian kerajaan. Kejadiannya itu malam. Waktu itu saya antara tidur dengan tidak. Saya sempat berbincang dengan dia. Dia minta ke saya supaya jangan ada aktivitas bakar ikan menggunakan sabut kelapa di kompleks rumah ada ini. Makanya, sampai sekarang, saya melarang kalau ada yang mau bakar ikan di sini," tutur Anca.
Kalau 'gangguan' seperti pintu rumah yag bergoyang dengan sendiri, atau perabot yang tak henti berbunyi, sudah cukup sering dirasakan Anca. Ada banyak lagi pengalaman lain yang dirasakan Anca selama tinggal di rumah adat.
"Tapi mungkin karena mereka suda kenal dengan saya, makanya sekrang-sekarang ini sudah tidak pernah lagi ada yang begitu-begitu. Biasa meka rasakan kalau pintu goyang sendiri, atau apa saja yang bunyi-bunyi kalau malam. Biasa mi yang begituan," jelas Anca.
Kompeks rumah adat Mamuju kembali jadi perhatian publik. Di sana dijadikan pusat beberapa kegiatan dalam rangka peringatan hari jadi Mamuju yang tahun ini genap berusia 477 Tahun.
Ada Manakarra Local Wisdom, Pengukuhan putra mahkota kerajaan Mamuju, serta prosesi pencucian pusaka Mamuju (masossor manurung). Semuanya dilakukan di kompleks rumah adat.
"Kalau kayak sekarang ini, yah kita sibuk-sibuk lagi Pak. Harus dipastikan ini rumah adat tetap aman dan bersih. Apalagi kalau mau dipakai sebagai tempat kegiatan, pasti saya sibuk lagi itu," begitu kata Anca. (Naf/A)