Ragam Penyakit Serang Kakao di Polman, Petani Mengeluh
POLMAN--Petani Kakao di desa Amola, kecamatan Binuang, Polman mengeluhkan kondisi tanamannya yang terserang berbagai macam penyakit.
Hampir seluruh petani mengalami masalah yang sama. Penyakit kakao kian merajalela hingga para petani kini bingung untuk menemukan solusi dalam mengatasi serangan hama yang membuat batang tanaman kakao kering dan buahnya hitam.
"Kakao petani gagal total diserang hama panyakit busuk buah di tambah kanker batang. Hasil semakin menurun, kualitas dan kuantitas semua mengalami penurunan. Buah rusak ditambah pohonya pun banyak lkut mati diserang pengerek batang. Isi dan biji kakao tidak bisa pisah dari kulitnya," sebut Anwar Khadafi, Petani kakao kepada WACANA.info, Minggu (18/06).
Menurutnya, untuk mengatasi masalah tersebut, petani mencoba metode baru untuk menyelamatkan tanaman kakaonya. Kulit buah diparut lalu dimasukkan ke dalam karung dan dibiarkan membusuk. Tujuannya untuk memudahkan petani saat memisahkan biji buah dan ampas kakao.
"Bahkan biasanya ditumbuk memakai batu, agar mudah pecah. Tidak dibayangkan isi kakao hampir sama kerasnya dengan batu," sebutnya.
Tak hanya itu, musim hujan yang hadir bersamaan dengan musin panen saat ini juga menjadi satu tantangan petani lainnta. Pasalnya, proses penjemuran kakao tidak maksimal, menjadikan biji kakao hitam tak ubahnya kopi yang disangrai.
"Ada pun yang dianggap lumayan bagus tetapi cuaca tidak mendukung pada akhirnya jamuran tak ubahnya dengan gorengan yang di beri tepung bumbu. Masyarakat merasa rugi total untuk merawat tanamnya, karena modal yang dikeluarkan tidak sebanding dengan pemasukan," papar Anwar.
Dikatakan Anwar, para petani kakao mulai banyak berpindah untuk mencoba peruntungan dengan menanam tanaman palawija. Meskipun hasil yang didapatkan tak sebanyak hasil kakao, setidaknya untuk saat ini mampu memberikan sumber pendapatan baru bagi petani. (Keto/B)









