Dari BRT Hingga Pasar Modern, Begini Ini Kritik Hipermaju
MAMUJU--Himpunan Pelajar Mahasiswa Mamuju (Hipermaju) mengkritisi program Bus Rapid Transit (BRT) yang hingga kini belum berpoerasi secara maksimal.
Ketua Hipermaju, Syariful Aklam mempertanyakan pembangunan Halte BRT yang ada saat ini. Ia menyebut, pembangunan halte tak lebih dari sekedar pemborosan anggaran. Belum lagi soal tata kota yang terganggu akibat pembangunan halte itu.
"Kabupaten Mamuju saat ini belum termasuk kategori kota metropolitan. Jalanannya juga belum maksimal untuk keberadaan BRT. Kami meganggap, program itu belum layak untuk di Mamuju ini," ungkap Syaiful Aklam seperti dikutip dari rilis berita yang diterima WACANA.Info, kemarin.
Belum maksimalnya operasional program bantuan Kementrian itu, menurut Syaiful menimbulkan tanda tanya besar. Dikatakannya, program tersebut mesti ada tidak lanjut yang jelas.
"Anggota DPRD harus segera bersikap. Jangan biarkan halte itu dibiarkan tanpa fungsi seperti itu. Nanti kalau kelamaan akan rusak sebelum terpakai," ujarnya.
Tak hanya itu, Hipermaju juga ikut menyoroti tubuh suburnya pasar modern di Mamuju. Syaiful menganggap, keberadaan toko modern hanya akan mematikan kehidupan perekonomian pedagang kecil.
"Pasar modern itu milik orang asing. Kami bukan anti investasi, namun pemerintah harus segera bertindak agar pedagang kecil terutama di pasar tradisional tidak segera punah karena keberadaan pasar modern itu," simpul Syariful Aklam. (*/Naf)









