Langkah Polman di Titik 66 Tahun
POLEWALI--Genap sudah usia Kabupaten Polewali Mandar (Polman) di angka 66 tahun. Momentum itu ditandai dengan pelaksanaan sidang paripurna istimewa DPRD Polman yang dipusatkan di gedung Gadis, Polewali, Senin (23/12) pagi.
Wakil Gubernur Sulawesi Barat, Salim S. Mengga berharap, perayaan hari jadi Kabupaten Polman tak berhenti hanya sebatas seremoni semata. Kata Salim, puncak hari jadi Polman mesti dijadikan ruang memperkuat kebersamaan dan mempercepat pembangunan daerah.
“Peringatan ini bukan sekadar seremoni, tetapi momentum untuk memperkuat kebersamaan, meneguhkan cita-cita, dan mempercepat pembangunan demi terwujudnya Polewali Mandar yang maju, sejahtera, dan bermartabat,” terang Salim S Mengga yang menghadiri rapat paripurna istimewa DPRD Polman hari itu.
Salim S. Mengga menyebut, kabupaten Polman memiliki akar sejarah dan budaya Mandar yang kuat. Ia telah sejak lama menjadi pusat pertumbuhan ekonomi, pemerintahan, dan kebudayaan di bagian selatan Sulawesi Barat.
Potensi besar di sektor pertanian, perkebunan, perikanan, kelautan, perdagangan, hingga pariwisata menjadi modal strategis untuk mendorong percepatan pembangunan.
“Keunggulan geografis dan ekonomi ini harus kita manfaatkan melalui perencanaan matang, kerja keras, dan inovasi berkelanjutan,” sambung Salim.
Uraikan Panca Daya
Di kesempatan itu, Salim S Mengga kembali menguraikan visi Pemerintah Provinsi Sulawesi Barat 'Sulawesi Barat Maju dan Sejahtera'. Sebuah visi utama yang diterjemahkan dalam lima prioritas pembangunan yang dinamai Panca Daya.
Wakil Gubernur Sulbar, Salim S Mengga Menghadiri Puncah HUT Polman ke-66. (Foto/Istimewa)
Pertama, pertumbuhan ekonomi inklusif dan berkelanjutan, termasuk hilirisasi kakao, kelapa dalam, hasil perikanan, dan penguatan UMKM.
Pengentasan kemiskinan melalui peningkatan layanan dasar dan perluasan akses ekonomi hingga pelosok desa.
Kedua, percepatan pengentasan kemiskinan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat. Ketiga, pembangunan SDM unggul dan berkarakter melalui penguatan pendidikan, pelatihan vokasi, literasi teknologi, serta pembinaan generasi muda berbasis budaya Mandar.
Keempat, pembangunan infrastruktur dan pelestarian lingkungan, termasuk konektivitas antardesa dan perlindungan kawasan pesisir serta pegunungan.
Serta kelima, penguatan tata kelola pemerintahan yang baik dan alkuntabel, mewujudkan pelayanan dasar dan berkualitas melalui digitalisasi layanan publik, birokrasi efisien, dan transparansi.
Salim S Mengga menguraikan, pembangunan di Polman harus memberikan manfaat nyata bagi seluruh lapisan masyarakat. Tidak hanya terpusat hanya di ibu kota kabupaten.
“Dengan konektivitas yang membaik dan layanan publik yang meningkat, Polewali Mandar akan mampu melaju sebagai gerbang kemajuan di Sulawesi Barat,” ucap dia.
Ia juga menggarisbawahi pentingnya kolaborasi lintas sektor dalam mewujudkan pembangunan yang efektif.
“Seperti perahu Sandeq yang tak akan melaju jika pendayungnya tidak seirama, pembangunan juga tidak akan berhasil tanpa kebersamaan. Saya mengajak pemerintah daerah, DPRD, dunia usaha, akademisi, organisasi masyarakat, dan seluruh warga untuk memperkuat sinergi dan kolaborasi," demikian Salim S Mengga.
Di kesempatan itu, Wakil Gubernur Salim S Mengga didaulat untuk menerima penghargaan mewakili pihak keluarga kepada S. Mengga, mantan Bupati Polman yang dikenal sebagai bapak pembangunan, sebagai bentuk apresiasi atas kontribusinya dalam memajukan daerah.
Sidang paripurna hari itu dihadiri Bupati Polewali Mandar, Samsul Mahmud, mantan Bupati Polman, serta para bupati dari berbagai kabupaten di Sulawesi Barat. Kehadiran mereka menjadi simbol sinergi dan komitmen bersama dalam memperkuat pembangunan regional.
Samsul Mahmud Beberkan Prestasi
Agenda rapat paripurna DPRD Polman hari itu jadi momentum yang tepat untuk sebuah refleksi sejarah sekaligus pemaparan capaian pembangunan daerah. Bupati Polman, Samsul Mahmud dalam sambutannya mengungkapkan rasa syukur dan apresiasi yang mendalam kepada sejumlah tokoh pendiri kabupaten.
"Perjalanan panjang ini adalah catatan sejarah kegigihan para pendahulu kita. Semangat itu yang ingin terus kita tanamkan melalui kerja cerdas, kerja berkualitas, dan gotong royong," beber Samsul Mahmud di hadapan para tamu undangan.
Paripurna DPRD Dalam Rangka HUT Polman ke-66. (Foto/Akar News)
Di kesempatan itu, Bupati Samsul Mahmud juga menyuarakan sejumlah pencapaian selama kepemimpinannya bersama wakil bupati Andi Nursami Masdar. Salah satu capaian paling mencolok adalah kenaikan status Indeks Pembangunan Manusia (IPM).
"Indeks Pembangunan Manusia Polman meningkat dari 69,88 pada tahun 2024 menjadi 70,71 di tahun 2025. Peningkatan ini membawa Polewali Mandar naik kelas dari kategori IPM sedang menjadi kategori tinggi," terang Samsul.
Selain IPM, sektor kesehatan dan pengentasan kemiskinan juga menunjukkan angka yang menggembirakan. Usia harapan hidup meningkat dari 71,08 tahun menjadi 71,46 tahun. Tingkat Kemiskinan yang mengalami penurunan signifikan dari 15,66 Persen pada tahun 2024 menjadi 14,02 Persen di tahun 2025, sekaligus menjadikan Polman sebagai kabupaten dengan penurunan kemiskinan tercepat di Sulawesi Barat.
Kemandirian sosial, sebanyak 857 Keluarga Penerima Manfaat (KPM) PKH berhasil melakukan graduasi mandiri atau keluar dari status penerima bantuan sosial. Hunian Layak, pemerintah telah merenovasi 76 unit Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) melalui kolaborasi dana APBN dan APBD.
Bupati Samsul Mahmud juga memberikan penghargaan setinggi-tingginya kepada pimpinan dan anggota DPRD, Forkopimda, instansi vertikal, tokoh masyarakat, hingga pelaku usaha yang telah bahu-membahu membangun daerah.
Beri Kejelasan, Mau Dibawa Kemana ?
Di balik sederet pencapaian (via angka statistik) di atas, pemerintah kabupaten Polman mesti bekerja lebih maksimal lagi. Arah pembangunan daerah perlu dipertegas.
Hal itu disampaikan akademisi Unasman, Abdul Latief. Kepada WACANA.Info, Latief menilai, hingga 10 bulan menahkodai pemerintah kabupaten Polman, bupati Samsul Mahmud dan wakil bupati Andi Nursami Masdar seolah belum memiliki cetak biru soal arah pembangunan daerah.
Abdul Latief. (Foto/Istimewa)
"Polman ini arahnya mau dibawa kemana sebenarnya ?. Bagi saya, pertanyaan itu belum punya jawaban yang jelas hingga sekarang," ucap Abdul Latief.
Kata dia, visi besar tentang arah pembangunan di kabupaten Polman mestinya mendengung ke segala penjuru. Penting, agar partisipasi publik dalam keikutsertaannya mendukung visi besar itu dapat benar-benar hadir.
"Karena jujur, hari ini kita seolah tak pernah tahu tentang Polman ini sebenarnya mau dibawa kemana. Jangan sampai pemerintah bekerja hanya sekadar rutinitas tanpa punya arah dan tujuan yang jelas," sambung dia.
Memberi kejelasan seputar arah pembangunan daerah, sambung dia, dapat dijadikan alat ukur bagi seluru lapisan masyarakat dalam mengevaluasi kinerja pemerintah.
"Dengan arah yang jelas, publik dapat mengevaluasi capaian kinerja pemerintah. Ini sekaligus jadi catatan kami di hari jadi Polman yang ke-66," pungkas Abdul Latief. (*/Naf)










