Pemutaran dan Workshop Film Mamuju

Pitu Sinema Putar 6 Film di Desa Wisata Tondok Bakaru 

Wacana.info
Pemutaran Film oleh Pitu Sinema di Desa Wisata Tondok Bakaru, Mamasa. (Foto/Dokumentasi Pitu Sinema)

Laporan: Muhammad Akbar

MAMASA--Komunitas film Pitu Sinema melanjutkan rangkaian pemutaran film. Tuntas dengan agenda serupa di salah satu pondok pesantren di Kabupaten Mamuju, kali ini desa wisata Tondok Bakaru Mamasa yang jadi tempat pelaksanaan kegiatannya.

Tiap Desember, Tondok Bakaru memang jadi salah satu destinasi wisata favorit yang ada di Sulawesi Barat. Selalu saja ada event menarik di sana tiap Natal dan tahun baru. 

Pemutaran film yang diinisiasi Pitu Sinema di Tondok Bakaru itu pun digelar di tengah event Festival Desa Terang yang setiap tahun dilaksanakan oleh pemuda lokal dalam rangka merayakan hari raya Natal dan menyambut tahun baru.

Ada enam film karya sineas dari beberapa daerah di Indonesia yang diputar oleh Pitu Sinema, Rabu (28/12) malam. Keenamnya masing-masing; Lingser Wengi, Rindu Tenggelam, Portal Pandemi, Persenan, Kita Beda, dan yang spesial khusus di Tondok Bakaru, Mamasa adalah film dokumenter yang berjudul 'Banuaku', sebuah film bertemakan budaya Kabupaten Mamasa produksi TVRI Sulawesi Barat.

Keenam film tersebut sukses menghibur sekaligus mengedukasi ratusan orang yang memadati kawasan desa Wisata Tondok Bakaru malam itu. Apresiasi pun datang dari berbagai pihak.

"Terima kasih Pitu Sinema dan seluruh pihak yang telah mengadakan kegiatan ini. Pemutaran film di Kabupaten Mamasa merupakan kegiatan yang selain mengajak masyarakat untuk lebih mengenal dan mengapresiasi sebuah karya, juga sekaligus memberikan edukasi. Film yang di tayangkan memiliki  kualitas dan penyajian film dengan sinematik yang indah, juga memiliki tema dan isu yang sangat relate dan dekat dengan kehidupan di Mamasa," beber Myltaniara, salah satu penonton asal kota Mamasa. 

Festival Desa Terang di Tondok Bakaru, Mamasa. (Foto/Istimewa)

Sementara itu, Angrelia, warga Tondok Bakaru pun memberi apresiasi atas pelaksanaan agenda tersebut. Kata dia, film merupakan salah satu strategi mempromosikan budaya serta potensi pariwisata di suatu daerah, sebuah kegiatan yang telah dilakukan oleh Pitu Sinema lewat beberapa titik agenda pemutaran film.

"Kegiatan seperti ini sangat positif bagi generasi muda Mamasa sebagai pemantik untuk melahirkan para sineas-sineas muda untuk mulai mencintai film dan mulai belajar produksi film. Saya berharap, agar kedepannya pemuda Mamasa juga dapat melakukan hal yang sama dengan apa yang dilakukan komunitas Pitu Sinema," sumbang Angrelia.

Pemutaran film di desa wisata Tondok Bakaru Mamasa itu tak cuma sukses mendatangkan pengunjung dari Mamasa sendiri. Kegiatan tersebut juga berhasil mendatangkan pengujung dari berbagai daerah di Sulawesi Barat. 

Mereka yang hadir bukan hanya datang berkunjung, sekadar menonton film yang diputar Pitu Sinema. Kebanyakan dari para pengujung itu memilih menginap di sejumlah tenda yang tersedia. Camping di tengah hutan pinus di Tondok Bakaru memang jadi salah satu sajian wisata favorit di tempat itu.

"Selain untuk mendukung Mamasa sebagai desa wisata, kita juga ikut serta memeriahkan kegiatan festival desa terang. Dan juga mengajak kepada para pemuda untuk mulai menyukai film," begitu kata Ibnu Abadi, perwakilan komunitas Pitu Sinema. (*/Naf)