Dua Politisi Golkar ini Kembalikan Formulir ke Demokrat

MAMUJU--Minggu (19/01), sekretariat DPD Demokrat Sulawesi Barat kedatangan dua politisi senior Golkar. Ketua DPD II Golkar Mamuju, H Damris dan Haderana yang ketua DPD II Golkar Mateng nyaris tiba bersamaan ke sekretariat Demokrat Sulawesi Barat hari itu.
Baik Damris dan Haderana punya kepentingan di partai berlambang bintang mercy ini. Damris datang dengan agenda utama mengembalikan formulir pendaftaran sebagai bakal calon Wakil Bupati Mamuju. Pun dengan Haderana yang datang bersama beberapa politisi PKS untuk agenda mengembalikan formulir sebagai bakal calon Bupati Mateng.
Masa pengemalian formulir pendaftaran bakal calon Bupati dan Wakil Bupati untuk empat Pemilukada di Sulawesi Barat yang berlaku di Demokrat memang menyisakan sehari hari lagi. Jika sesuai rencana, Senin 20 Januari besok merupakan hari terakhir bagi para pendaftar untuk mengemalikan formulir pendaftarannya.
Sepaket atau Tidak, H Damris Siap Menangkan Sutinah
H Damris usai mengembalikan formulirnya kembali menegaskan komitmennya untuk tetap dalam gerbong pemenangan bakal calon Bupati Siti Sutinah Suhardi di Pemilukada Mamuju tahun ini. Tak peduli apakah ia bakal sepaket dengan putri Suhardi Duka itu atau tidak, bagi H Damris, siapa pun yang dipaketkan dengan Sutinah, maka ia siap untuk jadi garda terdepan dalam suksesi Sutinah Suhardi.
"Dari awal, saya tidak pernah katakan harus saya. Setiap ada yang bertanya, selalu saya katakan, dari sekian nama, selalu saya sampaikan bahwa siapapun yang layak mendampingi dan layak untuk Ibu Sutinah, dari kami sekian ini bagi saya tidak ada masalah. Buat pribadi, saya sudah bulat, pribadi saya dan keluarga saya bulat untuk mendukung Ibu Sutinah," tegas H Damris.
Partai Golkar, mesin politik yang dinahkodai H Damris di kabupaten Mamuju juga tak mengharuskan Sutinah agar sepaket dengan pria yang anggota DPRD Sulawesi Barat itu. Golkar, kata H Damris, sangat realistis melihat kontestasi Pemilukada Mamuju tahun 2020.
H Damris Saat Mengembalikan Formulir Sebagai Bakal Calon Wakil Bupati Mamuju di Sekretariat DPD Demokrat Sulbar. (Foto/Manaf Harmay)
"Sepanjang memenuhi syarat, antara lain surveinya memungkinkan untuk menang. Kami dari Golkar tidak ada penekanan bahwa harus kami. Tetapi kami serahkan ke Ibu Sutinah, mana yang terbaik untuk kita menangkan di 2020 itulah yang akan kita dukung," sambung H Damris.
H Damris sadar betul betapa besar kekuatan politik yang harus ia hadapi jika benar dirinyalah yang akan bersanding dengan Sutinah Suhardi di Pemilukada nanti. Duet Habsi-Irwan, pasangat incumbent tersebut disebut-sebut punya segenap amunisi dalam hal memenangkan pertarungan Pemilukada Mamuju.
Meski begitu, H Damris punya analisi sendiri. Sebagai sosok yang kaya pengalaman, H Damris yakin betul tentang peluangnya untuk memenangkan kontestasi di pesta elektoral Pemilukada yang bakal digelar pada 23 September 2020 ini.
"Tahun (Pemilukada) 2015 lalu kan saya (berpasangan dengan Bustamin Bausat) pernah berhadapan dengan petahana. Waktu itu dikepung. Mulai dari Mateng sampai di ujung selatan kabupaten Mamuju. Pada waktu itu, saya bisa meraih suara 38 Persen," sebutnya.
Kini situasinya jauh berbeda. Menurut H Damris, peta politik di Pemilukada Mamuju tahun ini menyisakan peluang bagi dirinya setelah gerbong Suhardi Duka yang tak lagi berada di kapal besar milik petahana.
"Kalau analisa saya, kemenangan mereka di 2015 itu 66 Ribu, saya 42 Ribu lebih. Ketika Pak SDK keluar dari kubu itu, di situ bisa saya hitung kekuatan. Dari 66 Ribu, Pak SDK pernah katakan kepada saya bahwa suara Beliau ada di 36 Ribu. Dan Beliau buktikan di Pileg kemarin. Berarti saya berkeyakinan bahwa ketika saya berada di posisi kubu Dermokrat, saya yakin ibu Sutinah bisa menang," jelas H Damris.
Haderana Pastikan Tak Bikin Demokrat Kecewa
Sementara itu, bakal calon Bupati Mateng, Haderana dalam keterangan persnya menyebut, kekuatan politik yang ia bangun sesungguhnya telah memenuhi persyaratan untuk mengusung pasangan calon di Pemilukada Mateng. Meski begitu, koalisi permanen antara Golkar dan PKS di Mateng, menurut Haderana, dirasa masih kurang untuk tujuan memang atas incumbent yang juga bakal kembali maju di Pemilukada di 'bumi lalla tassisara' itu.
Haderana berharap, partai Demokrat yang masih punya pengaruh cukuo kuat di kabupaten Mateng bisa mengamanahkan rekomendasinya kepada dirinya. Kata dia, semua demi niat yang luhur, mengabdi kepada masyarakat.
"Bagi saya, Bupati bukan tujuan, Bupati itu sarana pengabdian untuk rakyat. Sehingga naif rasanya kalau saya diberi amanah mengendarai Demokrat lalu saya tidak bisa berprestasi. Insya Allah, teman-teman Demokrat setelah kita bersama, saya pastikan tidak akan merasa kecewa dan tidak akan menyesal ketika saya diamanahi membawa partai ini dalam kontestasi di Pilkada Mateng," terang Haderana.
Satu hal yang tak bisa dilupakan Haderana. Saat Suhardi Duka beberapa tahun lalu menjadi salah satu figur sentral pada serangkaian proses pemekaran kabupaten Mateng. Menurut Haderana, pesar dari Suhardi Duka itu lah yang kemudian menjadi pelecut semangatnya untuk mantap maju sebagai bakal calon Bupati Mateng.
"Dari awal sejak tahun 2001, waktu itu posisi SDK masih ketua DPRD, kita bahas itu Mateng sampai Beliau jadi Bupati tahun 2005. Beliau sangat berkomoitmen bahwa Mateng itu bukan dimekarkan, tapi dilahirkan. Artinya bahwa kalau orang melahirkan bayi, tentu akan dibesarkan dengan baik. Itu lah yang menjadikan pemacu semangat saya untuk bagaimana bisa mengabdi kepada rakyat Mateng," ujarnya.
Dua Politisi Golkar Saat Mengembalikan Formulir Pencalonannya ke Sekretariat DPD Demokrat Sulbar. Hadir Pula Ketua DPD PKS Mateng, Abd Wahab. (Foto/Manaf Harmay)
Hingga kini, belum ada sosok yang benar-benar pas bagi Haderana sebagai tandemnya di Pemilukada Mateng. Urusan pendamping, Haderana menyerahkannya ke mekanisme yang berlaku di koalisi partai yang mengusungnya.
"Sementara sedang kita timbang banyak hal. Tentunya akan kita serahkan kepada teman-teman koalisi partai yang ada, bagaimana mekanismenya. Silahkan berembuk di antara teman-teman partai, siapa yang kira-kira paling cocok. Kemudian yang kedua tentu dengan metode survei. Pada prinsipnya, begitu Haderana deklarasi, berari itu sudah harus menang. Tidak peduli apakah harus berhadapan dengan petahana atau bukan," pungkas Haderana.
Di Pemilukada tahun 2020 ini, partai Demokrat Sulawesi Barat sepertinya memberi perhatian khusus ke Pemilukada Pasangkayu dan Mamuju. Sekretaris DPD Demokrat Sulawesi Barat, Abdul Wahab Abdy menjelasakan, di kedua kabupaten tersebut, partai Demokrat sudah menyiapkan figurnya; Musawir Az Ihsam sebagai bakal calon Wakil Bupati di Pasangkayu, serta Sutinah Suhardi sebagai bakal calon Bupati di Mamuju.
"Khusus Mamuju, sikap Demokrat terbuka untuk siapa saja. Nanti kita akan masih evaluasi dan dirapatkan di tingkat DPD sampai ke tingkat DPP. Bahwa sudah bulat untuk mendampingi H Sutinah (statement H Damris), apapun yang terjadi, diusung atau tidak, Beliau tetap ada di gerbong ini. Hal tersebut merupakan satu testimoni yang saya anggap cukup bijaksana," urai Wahab Abdy.
Berbeda dengan Pemilukada Mateng dan Majene. Kata Wahab Abdy, partai Demokrat membuka pintu bagi siapa saja untuk mendaftar baik untuk posisi bakal calon Bupati, maupun bakal calon Wakil Bupati.
"khusus Matra dan Mamuju, bagi calon yang mendaftar saya harus lakukan konsultasi tersendiri dengan yang bersangkutan. Apapun hasilnya nanti akan kami buatkan rekapan hasil dan akan saya sampaikan ke Pak SDK untuk dijadikan bahan pertimbangan," ujarnya.
"Mateng dan Majene, kita lepas dia bertempur. Mana yang terbaik yang bisa berkontribusi ke partai, paling tidak komunikasi itu tetap terjalin," pungkas Abdul Wahab Abdy. (Naf/A)