Peserta Pemilu ‘Main’ di Pilkades, Benarkah Demikian ?

Wacana.info
Taufik Ikhsan. (Foto/Istimewa)

POLMAN--Rabu (31/10), 77 desa di 16 kecamatan yang ada di kabupaten Polman menggelar Pilkades secara serentak. Momentum Pilkades yang digelar di tengah masa kampanye Pemilu 2019 ditengarai membuka peluang para calon Kepala Desa untuk membangun deal-deal tertentu dengan sejumlah kepentingan politik lokal; para peserta Pemilu 2019.

Benarkan demikian ?.

Pengamat politik dari Lembaga Observasi Politica (Lopi), Taufik Ikhsan menjelaskan, bargaining politik antara para calon Kepala Desa dengan beberapa peserta Pemilu 2019 bukan hal yang mustahil untuk dapat terjadi. Meski hal itu sangat sulit untuk dibuktikan.

"Jelas sulit untuk membuktikannya. Tapi karena pelaksanaan Pilkades digelar jelang Pemilu 2019, maka kecurigaan kita bahwa ada kepentingan peserta Pemilu yang bermain di Pilkades itu jelas sangat besar," tutur Taufik Ikhsan saat dihubungi, Rabu (31/10) malam.

Bukan tidak mungkin, tangan-tangan peserta Pemilu 2019 bermain di gelaran Pilkades itu. Kata Taufik, deal-deal politik antara para peserta Pemilu dengan calon Kepala Desa pun bisa saja terwujud di tengah arus kepentingan pragmatis yang saat ini mengalir cukup deras.

"Misalnya, ada peserta Pemilu yang memberikan dukungan emosional, atau bahkan finansial kepada calon Kepala Desa tertentu, dengan bargaining calon Kepala Desa tersebut juga akan membantu peserta Pemilu tadi di Pemilu 2019. Besar kemungkinannya itu bisa terjadi. Tapi sekali lagi saya katakan, hal tersebut sangat sulit untuk dibuktikan," sambung lulusan S2 di jurusan ilmu politik, Universitas Hasanuddin itu.

Terlepas dari segala kemungkinan deal-deal politik di atas, Taufik Ikhsan berharap, para Kepala Desa terpilih nantinya dapat bekerja secara profesional. Pilkades, kata dia, adalah cara pemerintah untuk melahirkan Kepala Desa yang benar-benar merupakan representasi keinginan masyarakat.

"Makanya, kita tentu berharap agar mereka yang terpilih itu dapat bekerja secara profesional. Tidak terjebak dalam kepentingan-kepentingan politik tertentu. Harapannya kita adalah, para Kepala Desa terpilih tersebut senantiasa bekerja demi dan untuk kepentingan rakyatnya saja," pungkas Taufik Ikhsan. (Naf/B)