Pemilih Milenial jadi Rebutan Peserta Pemilu
MAMUJU--Perhelatan Pileg pada 17 April 2019 yang akan datang sedikit banyaknya juga bakal ditentukan oleh arah dukungan para pemilih pemula atau kerennya disebut pemilih milenial.
Faktanya, dari data yang dihimpun dari berbagai sumber disebutkan bahwa akan ada ribuan pemilih mileial yang akan ikut menggunakan hak politiknya pada pesta demokrasi lima tahunan itu.
Direktur Indeks Politica Indonesia (IPI), Suwadi Idris Amir percaya, besarnya jumlah pemili milenial tersebut bisa menjadi peluang yang begitu menjanjikan bagi para peserta Pemilu di Pileg 2019 mendatang. Suwadi hanya memberi beberapa catatan penting bagi siapa saja yang berkeinginan merebut dukungan dari para pemilih milenial itu.
"Pemilih pemula atau milenial itu cenderung melihat perstasi politik dan inovasi politik. Jadi, Caleg perlu memperkuat positif campaignnya dan menjual program politik yang baru dan ilmiah," terang Suwadi saat dihubungi, Jumat (10/08).
Kreativitas dan inovasi adalah dua kata kunci yang menurut Suwadi wajib dimiliki bagi siapa saja peserta Pemilu yang hendak mengunci dukungan dari para pemilih milenial.
"Pemilih muda kita itu kaya informasi dan gila inovasi," begitu kata dia.
Terpisah, politisi muda partai Demokrat, Febrianto Wijaya mengaku begitu memahami karakteristik pemilih milenial. Pria yang juga legislator kabupaten Mamuju itu menyebut, pemilih pemula selalu beerbeda dengan karakteristik pemilih dengan latar belakang lainnya.
"Pemilih milenial itu ingin jika program yang ditawarkan kepada mereka merupakan sesuatu yang memang dekat dengan kehidupannya. Misalnya program yang mampu untuk merangsang insting kreativitas para pemilih pemula," tutur Febrianto Wijaya.
Ia menambahkan, perlu kerja nyata bagi siapa pun yang menginginkan dukungan dari kaum milenial itu.
"Sebab, jika hanya janji-jani politik, yakin saja itu adalah hal yang tidak disenangi oleh pemilih pemula. Mereka mau itu prgram nyata. Yang efeknya bisa langsung dirasakan oleh masyarakat," sambung pria yang akrab disapa Anto itu.
Pemanfaatan media sosial adalah sarana yang paling pas untuk memperkenalkan program, visi dan misi. Pemilih pemula, kata Anto, akan lebih menerima penyebaran informasi itu via ragam media sosial yang ada.
"Karena pemilih milenial begitu menggandrungi media sosial. Jadi memang, seperti yang sering saya lakukan ialah dengan menyebar informasi seputar apa yang sudah, sedang dan akan saya lakukan dengan menggunakan berbagai macam media sosial," simpul Febriantio Wijaya. (*/Naf)