Debat Publik Pilkada Polman Putaran Terakhir

Salim Ungkit Kasus Lampu Jalan, Andi Ibrahim Pertanyakan Peran di DPR RI

Wacana.info
Debat Pilkada Polman Putaran Terakhir. (Foto/Manaf Harmay)

POLMAN--Debat publik Pemilukada Polman putaran terakhir digelar KPU Polman, Selasa (19/06) siang. Gedung Gadis kota Polewali dipilih jadi gelanggang debat antara dua pasangan calon; Salim S Mengga-Marwan dan Andi Ibrahim Masdar-Muhammad Natsir Rahmat.

Dalam sesi debat antar pasangan calon, kedua pasangan calon sama-sama melontarkan pertanyaan untuk dijawab kemudian ditanggapi kembali. Pasangan nomor urut 1, Salim S Mengga-Marwan diberi kesempatan pertama untuk melontarkan pertanyaannya ke pasangan nomor urut 2, Andi Ibrahim Masdar-Muhammad Natsir Rahmat.

"Polman katanya sudah dua kali memperoleh WTP (Wajat Tanpa Pengecualian), katanya tidak ada korupsi di Polman ini. Perlu saya jelaskan, WTP itu bukan indikator tidak adanya korpusi. DPR saja sudah empat kali dapat WTP, toh sekarang ketua DPR-nya yang ditangkap. Pertanyaan saya, apa langkah yang sudadara diambil untuk mengatasi korupsi di polman. Misalnya melihat kasus 144 kepala desa yang diperiksa kejaksaan karena kasus lampu jalan. Termasuk kasus fingerprint di seluruh sekolah?. 

Menjawab pertanyaan itu, Andi Ibrahim menegaskan, pengadaan lampu jalan itu sampai sekarang belum bisa dikategorikan perbuatan korupsi. Sebab, aparat penegak hukum belum menetapkan siapa tersangka dalam kasus yang telah bergulir sejak beberapa bulan terakhir itu.

"Kalau maslah kepala desa diperiksa, itu bagus. Itu berarti kita disayang oleh kejaksnaan agar kita tidak melakukan kesalahan. Kalau ada salahnya, silahkan diperiksa. Kita belum bisa menjawab apa salahnya, karena belum ada keputusannya. Apa yang mau kita jawab ?, dimana salahnya ?" terang Andi Ibrahim Masdar.

Calon Bupati incumbent itu menambahkan, kasus lampu jalan mestinya tak perlu digembar-gemborkan seperti sekarang ini. Jika pihak yang merasa dirugikan atas kasus tersebut sudi membuka ruang diskusi dengan pemerintah, Andi Ibrahim menilai, kasus tersebut tidak akan seheboh sekarang ini.

"Ini diperiksa karena ada yang melapor. Saya bilang, kalau perlu, lapor sampai ke Tuhan. marilah kita ini saling bergandengan tangan membangun Polman. Laporki yang betul-betul ada buktinya. Jangan ke kejaksanaan, kalau perlu sampai ke Tuhan. Saya tidak takut. Itu ditender Pak, pemenangnya pun saya tidak tahu. Semua berjalan sesuai mekanisme. Kalau ada kesalahan saya, silahkan kasi tahu, jangan langsung melapor. Ke kantor saja kita diskusi. Apanya yang salah ?," sambung Andi Ibrahim Masdar.

Saat Andi Ibrahim Masdar mendapat giliran melontarkan pertanyaan, kepada pasangan Salim S Mengga-Marwan, ia meminta kompetitornya itu untuk memberikan jawab atas pertanyaan yang telah ia siapkan.

"Kak Salim, dulu kita bahu membahu di Polman, kita tidak pernah disebut. Kita lagi mau membangun Balanipa, kita tidak pernah disebut. Selama menjadi anggota DPR RI, apa yang telah anda lakukan untuk pembangunan Sulbar dan Polman ?".

Saat berkesempatan memberikan jawaban atas pertanyaan di atas, Salim menjelaskan, selama ia duduk di senayan, Salim mengaku tidak memiliki banyak kesempatan untuk membawa 'sesuatu' ke Sulawesi Barat.

"Saudara harus tahu, DPR RI itu punya 11 komisi. Saya di komisi I, tidak satu pun mitra saya yang berkaitan langsung dengan daerah," ujar Salim.

Meski begitu, Salim mengaku telah banyak memberikan bantuan kepada sejumlah masyarakat di segala penjuru Sulawesi Barat. Meski selama ini, tak sekalipun ia membukanya ke publik.

"Seluruh dana reses saya selama di DPR tidak pernah saya ambil. Semua saya gunakan untuk membantu masyarakat mulai dari Polman, Mamasa, Mamuju hingga Pasangkayu. Hanya, saya tidak pernah publish karena publikasi hanya untuk para politisi, sementara saya ini bukan politisi," jelas Salim S Mengga.

Jalannya debat publik putaran terakhir yang dipandu oleh Yundini Husni Djamaluddin hari itu mendapat pengawasan ketat dari aparat kepolisian. Di sekitar gedung Gadis, aparat meyiapkan sejumlah kendaraan taktis, dari mobil teknisi bom, dua mobil kendaraan Brimob, satu unit mobil water canon, satu unit kendaraan pagar berdurim serta 1 kendaraan dari satuan Dalmas. (Naf/A)