Syahrir Hamdani Ngaku Heran atas Dugaan Ijazah Palsu Calon Bupati Polman

Wacana.info
Aksi Unjuk Rasa AMDP di Kantor Panwaslu Polman. (Foto/Lukman Rahim)

POLMAN--Tokoh masyarakat Polman, Syahrir Hamdani mengaku tak habis fikir atas munculnya dugaan penggunaan ijazah palsu oleh calon Bupati Polman, Andi Ibrahim Masdar.

Menurutnya, tudingan tersebut masih menyisakan ruang perdebatan yang cukup luas. 

"Mengherankan masalah hukum (ijazah palsu atau tidak palsu) dimusyawarahkan. Saya sebagai salah satu alumni SMA swasta Cokroaminito tahun 1981 tahu benar kalau Andi Ibrahim juga adalah alumni dari sekolah yang sama," ungkap Syahrir Hamdani, Jumat (23/02).

Dugaan ijazah palsu oleh Andi Ibrahim Masdar belakangan jadi isu utama yang disuarakan oleh Aliansi Masyarakat Peduli Demokrasi (AMPD). Di beberapa aksi unjuk rasa yang ia gelar, AMDP mendesak Panwaslu untuk mengusut tuntas dugaan penggunaan ijazah palsu oleh calon Bupati nomor urut 2 itu.

Syahrir Hamdani, pria yang juga salah satu tokoh kunci pembentukan provinsi Sulawesi Barat itu menganggap tudingan di sungguh tidak mendasar.

"Bermodalkan ijazah SMA swasta Cokroaminoto, saya diterima sebagai mahasiswa Fisip Unhas. Kemudian ijazah tersebut juga saya lampirkan saat diterima sebagai dosen Fisip Unhas," ungkapnya.

Terkait dugaan penggunaan ijazah palsu, Panwaslu Polman mengaku bakal memutuskan laporan AMDP itu dalam forum musyawarah Selasa mendatang.

"Selama menjadi ASN hingga minta pensiun dini tahun 2013, tidak pernah mengalami masalah terkait ijazah SMA swasta Cokroamnoto," begitu kata Syahrir Hamdani. (Naf/A)