Dugaan Kekerasan Terhadap Wartawan, Polisi Gelar Rekonstruksi
MAMUJU--Dugaan tindak kekerasan terhadap salah satu pekerja media di Mamuju direspon oleh pihak kepolisian. Jumat (3/02), jajaran Polres Mamuju menggelar rekonstruksi kejadian di areal pembangunan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Regional Sulawesi Barat.
Dalam rekonstruktsi tersebut, terdapat 18 adegan yang diperankan untuk bisa mengetahui kejadian yang sebenarnya tanpa direkayasa antara korban dan pelaku.
Kapolres Mamuju, AKBP. Muhammad Rifai mengatakan, rekontruksi kasus dilakukan sebagai bentuk mencari kebenaran atas kejadian yang menimpa korban di areal gedung RSUD regional Sulawesi Barat. Rekonstruksi merupakan salah satu tehnik pemeriksaan dalam proses penyidikan yang dilaksanakan pada tahap pemeriksaan pendahuluan.
“Dengan jalan memperagakan kembali gerak serta cara dan alat yang digunakan dalam suatu tindak pidana yang dilakukan langsung oleh tersangka. Berdasarkan keterangan yang diberikan olehnya dan juga keterangan saksi pada saat kejadian berlangsung merupakan suatu upaya pihak penyidik dalam rangka memenuhi tujuan hukum acara pidana yakni mencari dan menemukan kebenaran materiil artinya kebenaran yang sesungguhnya dari suatu tindak pidana, ” terang Rifai.
Rifai mengungkapkan, setidaknya sudah ada satu orang yang ditetapkan sebagai tersangka yang berinisial B. Tersangka tersebut hingga kini masih dalam buruan pihak kepolisian. Sementara lima orang lainnya masih dimintai keterangan.
“Kami sudah tetapkan satu orang tersangka. Pelaku berinisial B tetapi kami masih buru karena berhasil melarikan diri. Lima orang lainnya kami masih mintai keterangan. Jika terbukti bersama melakukan penganiayaan, sudah pasti akan jadi tersangka,” ungkapnya.
Seperti diketahui, dugaan kekerasan baru-baru ini dialami oleh salah seorang wartawan tv di Mamuju. Kejadiannya bermula saat wartawan tersebut hendak mengambil gambar proses pengerjaan gedung pembangunan Rumah sakit Umum Daerah (RSUD) Regional Sulawesi Barat kemarin.
Entah karena persoalan apa, para pekerja di lokasi proyek tak terima ketika sang wartawan melaksanakan aktivitas jurnalistiknya. Kejadian itu pun berakhir dengan adanya dugaan pemukulan oleh para pekerja ke wartawan yang bekerja di salah satu stasiun tv lokal Mamuju tersebut. (*)










