Salim S Mengga: No One Left Behind !
MAMUJU--Agenda peringatan hari disabilitas internasional (HDI) tingkat Provinsi Sulawesi Barat Tahun 2025 resmi ditutup, Selasa (03/12). Wakil Gubernur Salim S Mengga menghadiri seremoni penutupan kegiatan yang dipusatkan di pelataran rumah adat Mamuju itu.
Dalam sambutannya, Salim mengatakan, peringatan HDI bukan untuk memperingati keterbatasan, melainkan memperingati sejarah perjuangan panjang para penyandang disabilitas dan seluruh umat manusia dalam mewujudkan kesetaraan, martabat dan hak asasi manusia.
"Hari ini adalah momentum penting untuk menegaskan kembali komitmen kita bahwa pembangunan yang kita jalankan di Sulawesi Barat haruslah pembangunan yang inklusif. Pembangunan yang tidak meninggalkan satu orang pun dibelakang atau yang kita kenal dengan istilah 'no one left behind'," ujar Salim S Mengga.
Salim S Mengga mengurai, di sektor pendidikan, saat ini pemerintah daerah terus berupaya memperkuat implementasi inklusif. Kata dia, pendidikan yang inklusif adalah jembatan anak-anak, khususnya peserta didik berkebutuhan khusus untuk meraih masa depan gemilang.
"Melalui pendidikan mereka mendapat alat yang paling kuat untuk memutuskan mata rantai diskriminasi dan membuktikan potensi diri," ujar Salim S Mengga.
Salim pun memberi penegasan bahwa tak boleh ada satu pun anak di Sulawesi Barat yang putus sekolah hanya karena hambatan disabilitas.
"Sekolah menjadi ruang yang aman dan ramah bagi setiap siswa tanpa stigma. Kualitas pelayanan pendidikan bagi peserta didik berkebutuhan khusus akan terus ditingkatkan melalui guru yang kompeten dan kurikulum yang adaptif," kata Salim.
Menurut dia, kualitas layanan pendidikan bagi peserta didik berkebutuhan khusus harus terus ditingkatkan, baik melalui ketersediaan guru kompeten maupun kurikulum yang adaptif. Ia mengajak seluruh perangkat daerah, tenaga pendidik, orang tua, dan masyarakat untuk menjadikan peringatan HDI sebagai momentum refleksi.
“Mari kita hapuskan berbagai hambatan, baik fisik maupun sikap dan prasangka,” katanya.
Dalam kesempatan itu, Salim menegaskan bahwa penyandang disabilitas bukan objek pembangunan, melainkan subjek dan mitra kunci yang harus terlibat dalam seluruh aspek kehidupan. Ia berharap peringatan HDI tidak hanya menjadi seremonial, tetapi mampu menumbuhkan energi baru untuk membangun Sulawesi Barat yang setara, mandiri, dan bermartabat.
Puncak peringatan HDI tingkat provinsi digelar sejak 1 hingga 3 Desember 2025. Ia jadi seruan bagi pemerintah daerah, lembaga, dan seluruh elemen masyarakat Sulawesi Barat untuk memperkuat komitmen dan mengambil tindakan nyata dalam menciptakan lingkungan yang aksesibel dan inklusif. (*/Naf)








