Kata Gubernur saat Meninjau Pelaksanaan Program MBG di Kalukku

MAMUJU – “Kalau makanannya basi atau tidak steril, lebih baik jangan dimakan daripada menimbulkan sakit. Saya yakin guru dan kepala sekolah akan memperhatikan hal ini agar MBG di Sulbar berjalan sesuai harapan Presiden,”. Hal itu jadi salah satu poin yang disampaikan Gubernur Sulawesi Barat, Suhardi Duka saat meninjau pelaksanaan program Makanan Bergizi Gratis (MBG) di SMAN 1 Kalukku, Rabu (24/09).
Pada kesempatan itu, gubernur Suhardi Duka mengunjungi tiga ruang kelas untuk mengecek langsung makanan yang dikonsumsi siswa. Ia juga menyempatkan berdialog dengan sejumlah siswa tentang kesan mereka terhadap program MBG.
“Saya tanya anak-anak, apakah mereka suka dan habis dimakan selama pemberian makanan ini. Mereka menjawab suka, habis, bahkan ada yang minta tambah,” beber Suhardi Duka.
Kata gubernur, peninjauan tersebut dilakukan pasca munculnya beberapa kasus keracunan MBG yang sempat viral di beberapa daerah. Ia ingin memastikan kualitas makanan yang diterima siswa di Sulawesi Barat tetap aman dan bergizi.
“Setelah saya lihat, makanannya cukup steril, tidak basi, dan memenuhi standar gizi. Ada ayam, tahu, pisang, susu, dan nasi,” ungkap dia.
Sementara itu, Siti Hardianti, siswi kelas X SMAN 1 Kalukku mengaku senang dengan program MBG ini.
“MBG-nya sangat baik, enak, dan pelayanannya bagus. Saya juga merasa terbantu karena bisa menghemat uang jajan. Terima kasih, pak presiden,” ucapnya.
Rusman Padang, Kepala SMAN 1 Kalukku mengapresiasi langkah gubernur yang berkunjung ke sekolah binaannya.
“Itu merupakan dukungan besar bagi kami. Ternyata respon pak gubernur sangat positif dan makanannya sesuai standar gizi,” katanya.
Menurut Rusman, program MBG di SMAN 1 Kalukku sudah berjalan dua minggu dengan sasaran 1.180 siswa. Hingga kini, tidak ada kendala maupun keluhan, serta pembagian makanan tidak mengganggu proses belajar mengajar karena dilakukan setelah jam istirahat.
“Harapan kami program MBG ini bisa terus berlanjut. Hanya saja kami sempat mengusulkan agar jadwal hari Jumat digeser ke Sabtu karena siswa cepat pulang di hari Jumat. Tapi pihak pelaksana menyampaikan tidak bisa, karena Sabtu mereka libur,” demikian Rusman Padang. (*/Naf)