POLMAN--Stunting dan kemiskinan ekstrem jadi dua isu yang juga menjadi prioritas di pemerintah Provinsi Sulawesi Barat. Wakil Gubernur Sulawesi Barat, Salim S Mengga mengatakan, kedua isu di atas mesti diintervensi lewat pendekatan yang terintegrasi dan kolaboratif.

Hal itu disampaikan Salim S Mengga saat menghadiri workshop implementasi program pencegahan dan penanganan stunting serta kemiskinan ekstrem terpadu yang diselenggarakan di aula kantor Bupati Polewali Mandar, Selasa (05/08).

"Stunting bukan hanya isu kesehatan, melainkan isu pembangunan manusia. Demikian pula kemiskinan ekstrem harus ditangani dengan program-program yang menyentuh langsung akar permasalahan, seperti akses pangan, pendidikan, dan sanitasi," beber Salim S Mengga, Wakil Gubernur Sulawesi Barat yang juga ketua tim terpadu penanganan stunting dan kemiskinan ekstrem provinsi Sulawesi Barat itu.

Workshop implementasi program pencegahan dan penanganan stunting serta kemiskinan ekstrem terpadu tersebut bertujuan untuk memperkuat sinergi lintas sektor dalam mengatasi dua isu prioritas di atas. Utamanya di Kabupaten Polewali Mandar angka stuntingnya masih berada di angka 31,50 Persen. 

Workshop hari itu juga dihadiri Bupati Polewali Mandar, Samsul Mahmud berikut jajaran pemerintah daerah, kepala Puskesmas, Camat, serta sejumlah pemangku kepentingan lainnya.

Pemerintah Provinsi Sulawesi Barat sendiri mengambil kebijakan bahwa untuk menyelesaikan masalah stunting dan kemiskinan ekstrem mesti ada kolaborasi dengan pemerintah kabupaten, kecamatan hingga desa. 

Gubernur Suhardi Duka juga telah meminta agar setiap pejabat menjadi 'orang tua asuh' bagi 10 anak. Sekaligus mengangkat 100 anak stunting dan membantunya secara pribadi.

Wakil Gubernur Salim S Mengga berharap, kegiatan tersebut dapat memperkuat koordinasi dala menyusun langkah-langkah konkret dalam mencapai target nasional penurunan stunting hingga 14 Perseb dan penghapusan kemiskinan ekstrem hingga 0 Persen pada tahun-tahun mendatang. (*/Naf)