Berantas Penyalahgunaan Narkoba Dimulai dengan Keteladanan
MAMUJU--Pemerintah, BNN, aparat kepolisian serta seluruh lapisan masyarakat wajib terlibat aktif dalam setiap upaya pemberantasan peredaran Narkoba. Berbagai cara telah dilakukan untuk tujuan tersebut. Namun keteladananlah yang jadi salah satu kunci utamanya.
Kepala Badan Kesatian Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Sulawesi Barat, Herdin Ismail menilai, setiap pemimpin hendaklah memberikan teladan yang baik. Sudi untuk menjadi sampel utama dalam hal memberangus peredaran Narkoba khususnya di Provinsi Sulawesi Barat.
"Kita harus jadikan diri kita sebagai sampel, jadi contoh. Kita harus menjadi teladan bahwa kita memamg bebas dari Narkoba. Kita bisa lihat apa yang telah dilakukan oleh para petinggi-petinggi Negara kita. Menurut saya, pemberantasan Narkoba ini harus diupayakan mulai dari kepala," beber Herdin saat ditemui di sela-sela sosialisasi BNN serta tes urine yang dilakukan di kantor Badan Kesbangpol Sulawesi Barat, Senin (29/11).
Pemberantasan peredaran Narkoba, sambung Herdin, baiknya dimulai dari lingkungan terkecil. Keluarga, pekerjaan, hingga ke komunitas yang lebih besar lagi. Berangkat dari hal itu, sebanyak 24 staf Badan Kesbangpol Sulawesi Barat mengikuti sosialisasi dan tes urine bersama BNN.
Sosialisasi dari Kepala BNN Sulbar bersama Kepala Badan Kesbangpol Sulbar. (Foto/Manaf Harmay)
"Kita harus melakukan sterilisasi terhadap orang-orang yang dekat dengan kita. Termasuk di lingkungan kerja. Ingat, Narkoba ini adalah musuh bersama dan menjadi tanggung jawab bersama untuk kita perangi. Saya yakin, dengan niat tulus dan usaha yang maksimal, kita bisa menekan penyebaran Narkoba," pungkas Herdin Ismail.
Mengukur Jumlah Kasus Penyalahgunaan Narkoba di Sulbar
Banyak atau sedikit kasus penyalahgunaan Narkoba di Sulawesi Barat bukanlah hal yang bijak jika mengukurnya tanpa melihat peran dan berbagai kegiatan yang diinisiasi oleh aparat. Kepala BNN Sulawesi Barat, Brigjen Pol Sumirat Dwiyanto menjelaskan, jika menengkok angka pengungkapan kasus penyalahgunaan Narkoba, berarti benar bahwa angka penyebaran barang haram itu terbilang cukup tinggi di Sulawesi Barat.
"Banyak tidaknya kita tidak bisa melihatnya secara sederhana. Sebab petugas terus melalukan pengungkapan makanya terlihat besar sekali. Coba kalau petugas diam saja, itu justru lebih berbahaya," beber Brigjen Pol Sumirat.
Di Sulawesi Barat sendiri, sambung dia, grafik penyalahgunaan Narkoba telah menunjukkan trend yang relatif menurun. Paling tidak hingga tahun 2018 yang lalu.
Kepala Badan Kesabangpol Sulbar Menyerahkan Sampel Urine ke Petugas BNN Sulbar Disaksikan oleh Kepala BNN Sulbar. (Foto/Manaf Harmay)
"Karena itu tadi, aktivitas penangkapan yang terus kita lakukan. Di Sulbar ini kelihatannya santai, tidak ada apa-apa. Itu semua juga karena kerja sama BNN, kepolisian serta masyarakat tentunya," kata mantan Kepala Bagian Humas BNN RI itu.
Yang juga harus diperhatikan, kata Brigjen Pol Sumirat adalah angka prevalensi penyalahgunaan Narkoba di Sulawesi Barat. Atau dengan kata lain jumlah orang yang memakai Narkoba pada kurun waktu tertentu dan dikaitkan dengan besar populasi dari kasus itu berasal.
"Kan mesti juga dilihat jumlah penduduk kita. Kalau kita mau lihat prevalensinya Sulbar, kita ini sesungguhnya sudah menurun. Makanya, peran keluarga sangatlah penting. Bagaimana mengontrol anak-anak kita. Memberi kepercayaan, iya. Tapi jangan lepas kontrol. Termasuk bisa menjadi teladan bagi mereka. Semoga dengan gerakan bersama, bersatu melawan penyalahgunaan Narkoba, saya yakin di tahun selanjutnya Sulbar ini turun peringkatnya dari peringkat 18 dalam hal prevalensi penyalahgunaan Narkoba," urainya.
"Kami mengajak seluruh komponen bangsa untuk bersama melakukan pencegahan dan pemberantasan penyalahgunaan Narkoba. Yang punya tetangga, keluarga yang mungkin pecandu agar bersedia untuk direhabilitasi. Dengan rehabilitasi kami yakin angka itu bisa kita tekan," pungkas Brigjen Pol Sumirat Dwiyanto. (*/Naf)