Rekapitulasi Hasil Pemungutan Suara via Portal KPU Berjalan Lambat, Kok Bisa ?

Wacana.info
Screenshoot Info Pilkada 2020 KPU RI

MAMUJU--Usai sudah momentum pemungutan suara, Pemilukada Mamuju tahun 2020. Hingga sehari setelah pencoblosan, pasangan calon nomor urut satu, Sutinah Suhardi-Ado Mas'ud mengklaim unggul jauh dari sang petahana, pasangan calon nomor urut dua, Habsi Wahid-Irwan Pababari.

Berdasarkan real qount yang dilakukan tim pasangan calon nomor urut satu, hingga Rabu (9/12) tengah malam, mereka unggul dengan persentase perolehan suara hingga 55,58 Persen atau 66.303 suara. Sementara Habsi Wahid-Irwan Pababari harus puas dengan raihan dukungan sebesar 44,42 Persen atau 52.997 suara.

Data tersebut diambil dari 85 Persen jumlah TPS se-Kabupaten Mamuju atau 605 dari jumlah TPS sebanyak 733 TPS.

Pun dengan paparan perhitungan cepat yang ditampilkan di situs resmi KPU; pilkada2020.kpu.go.id yang menempatkan Sutinah Suhardi-Ado Mas'ud mengungguli Habsi Wahid-Irwan Pababari. Paling tidak hingga Kamis (10/12) pukul 19.06 petang, duet Sutinah Suhardi-Ado Mas'ud unggul dengan 54,2 Persen. Di atas pasangan Habsi Wahid-Irwan Pababari dengan raihan dukungan 45,8 Persen. Itu merupakan input data perolehan suara dari 164 dari 733 TPS.

Progres input data yang ditampilkan di portal resmi milik KPU itu belakangan dipertanyakan oleh politisi Demokrat Sulawesi Barat, Sukri Umar. Ia berharap, tidak yang melakukan tindakan di luar aturan atas keterlambatan tersebut. 

"Karena untuk Pilkada Majene saja, data yang masuk di portal KPU itu sudah mencapai 90 Persen lebih. Masa untuk Pilkada Mamuju data di KPU baru sekitar 20 Persen saja. Jangan sampai ada pihak yang mencoba melakukan tindakan di luar aturan dengan memainkan proses input data pemungutan suara itu," keluh Sukri Umar kepada WACANA.Info.

Pria yang juga anggota DPRD Sulawesi Barat itu pun meminta agar pihak berwenang turun tangan. Paling tidak memperketat pengawalan proses rekapitulasi hasil pemungutan suara. 

"Pihak kepolisian dan juga aparat TNI tolong ditindak tegas jika ada pihak-pihak tak bertanggung jawab yang coba memainkan ini. Siapapun dia, itu harus ditindak tegas," kata Sukri.

Kondisi sementara memang menempatkan pasangan penantang petahana itu unggul. Meski begitu, para pendukung dan simpatisan Sutinah Suhardi-Ado Mas'ud diminta untuk tidak jumawa. Tidak melakukan perayaan yang berlebihan, apalagi sampai mengganggu konduasivitas daerah.

"Tidak usah konvoi. Hindari berkerumun. Pesan ini juga disampaikan Pak SDK (Suhardi Duka) agar sama-sama kita menjaga kondusivitas daerah serta menghindari penyebaran virus Corona," pungkas Sukri Umar

Jaminan Keamanan dari KPU

"Mamuju dan Majene itu punya perbedaan kondisi geografis yang cukup signifikan. Majene sebagian besar wilayahnya berada di pesisir. jauh beda dengan kondisi di Mamuju,". Hal itu disampaikan Ketua KPU Mamuju, Hamdan Dangkang saat dikonfirmasi perihal keterlambatan rekapitulasi di situs resmi KPU.

Selain kondisi geografis, Hamdan pun merinci beberapa persoalan yang melatarbelakangi lambatnya rekapitulasi cepat ala portal KPU tersebut. Salah satunya persoalan server.

"Tidak ada signal di beberapa wilayah kecamatan. Meski begitu, penyelenggara kami tetap berupaya untuk mengirim foto ke aplikasi Sirekap. Namun aplikasi Sirekap ini terkadang down. Servernya. Mungkin karena 270 daerah yang berpilkada ini semua menggunakan itu," terang Hamdan Dangkang.

KPU RI, kata Hamdan telah mengembangkan sistem keamanan terbaik untuk mencegah manipulasi input data yang kemudian ditampilkan di situs resmi KPU RI.

"Tim pengembang maupun tim IT KPU RI tentu telah mengantisipasi hal tersebut," tutup Hamdan Dangkang. (*/Naf)