Kuota Tabung Gas 3 Kg untuk Sulbar Ditambah 10 Persen

Wacana.info
Pertemuan antara Pemprov Sulbar dengan Pihak Pertamina. (Foto/Firdaus Poros Sulbar)

MAMUJU--Pemerintah provinsi Sulawesi Barat mengadakan pertemuan khusus dengan pihak pertamina Makassar untuk mendiskusikan persoalan kelangkaan tabung gas elpiji ukuran 3 Kg yang telah terjadi beberapa hari terakhir.

Pertermuan yang dipimpin oleh Wakil Gubernur Sulawesi Barat, Enny Anggraeni Anwar di kantor Gubernur Sulawesi Barat, Jumat (3/05) tersebut juga dihadiri oleh sejumlah kepala OPD lingkup pemerintah provinsi Sulawesi Barat.

Dalam keterangannya, SLBJ 1 Pertamina Makassar, Rizal Arsyad menjelaskan, untuk meretas masalah kelangkaan tabung elpiji 3 Kg di Sulawesi Barat, pihaknya bakal menambah kuota tabung gas elpiji 3 Kg di Sulawesi Barat sebesar 10 Persen.

"Kita akan menambah alokasi mulai besok. Kita akan tambah alokasinya sebanyak 10 Persen," beber Rizal Arsyad di hadapan sejumlahw wartawan.

Tak hanya itu, Rizal pun meminta kerja sama yang baik dengan pemerintah daerah untuk memberi pemahaman kepada masyarakat tentang tabung gas elpiji ukuran 3 Kg yang peruntukannya bagi masyarakat yang kurang mampu.

"Kemudian yang kedua kerja sama dengan Gubernur dan Bupati untuk memberi pemahaman kepada ASN dan rumah makan agar mereka beralih ke (tabung elpiji ukuran) 5,5 Kg," sambung dia.

Rizal juga meminta agar pangkalan menjual tabung gas sesuai dengan Harga Eceran Tertinggi (HET) di wilayahnya masing-masing.

"Untuk harga, kita harus sesuaikan di masing-masing wilayah ada harganya sendiri-sendiri. Kalau memang ada pangkalan yang menjual di atas HET bisa dilaporlan ke kita. Nanti kita tindak langsung untuk pangkalannya," tegas Rizal.

Menurut Rizal, kuota tabung gas elpiji 3 Kg di Sulawesi Barat sebanyak 2.800 tabung perharinya. Dengan kata lain, mulai besok pihak Pertamina akan menambah 10 Persen atau 2.800 tabung di wilayah Sulawesi Barat.

"Untuk Sulbar, kuotanya itu untuk tabung perharinya ini sekitar 28 Ribu tabung, reguler untuk enam kabupaten. Jadi penambahannya sekitar 2.800 perhari, karena kuotanya kuota harian," bebernya.

Pertamina, kata Rizal, memang tak melakukan distribusi tabung gas di tanggal 1 Mei 2019 yang lalu. Selain karena hal tersebut, musibah banjir yang terjadi di Mamuju dan Mateng bikin proses distribusi tabung ikut terganggu.

"Memang di tanggal 1 (Mei 2019) kemarin kita tidak penyaluran memang, sempat tersendat. Khusus di Mamuju, Mamuju Tengah itu kan kemarin sempat banjir dan jembatan putus, itu mungkin salah satu kendala kita. Tapi untuk alokasi kita tetap sama, tidak ada pengurangan," tutup Rizal Arsyad. (*/Naf)