Kenapa Sih Ada Orang yang ‘Hobi Jual Omongan’ ke Orang Lain ?
JAKARTA--Dalam keseharian, bisa ditemukan seseorang yang 'hobi' menyebar informasi tentang orang lain, baik yang positif atau negatif. Ini kadang disebut dengan istilah 'jual omongan'.
"Kenapa ada orang yang suka sama gosip gitu ya. Bisa jadi karena kehidupannya nggak bahagia," kata psikolog klinis dewasa dari Tiga Generasi, Sri Juwita Kusumawardhani, M.Psi, seperti dikutip dari portal berita Detikcom, Jumat (14/04).
"Maksudnya kalau kita sudah banyak kesibukan sendiri. Punya hal bermakna yang dikerjakan, punya kerjaan, ngurus keluarga, kayaknya udah nggak perlu deh gosip-gosip semacam itu lagi. Jadi mungkin memang ada yang kurang dalam hidup orang seperti itu, sehingga dia begitu," tambah Wita, begitu ia akrab disapa.
Kemungkinan lain orang hobi 'menjual omongan' yakni keterampilan sosial atau kemampuan bersosialisasi orang yang bersangkutan kurang baik. Dikatakan Wita, bisa jadi orang tersebut berpikir usaha memperoleh teman memang dengan cara 'menjual omongan'.
"Jadi kalau dia bilang ke orang lain ' Eh gue punya gosip ini lho' itu supaya orang suka sama dia. Nah, cara agar orang lain suka sama dia bukan dengan dia bersikap jadi orang yang baik sehingga orang lain suka sama dia," tambah Wita yang juga praktik di Klinik Psikologi Terapan UI ini.
Lantas, bagaimana cara menyikapi orang seperti itu? Dikatakan Wita, ketika kita tidak terlalu dekat dengan seseorang atau tidak tahu track record seseorang, jangan sampai cerita terlalu 'dalam' kepadanya. Kemudian, jika orang tersebut sudah membicarakan orang lain, bukan tak mungkin kita akan menjadi bahan pembicaraannya.
Sebab, itulah pola yang dimiliki atau gaya orang tersebut dalam bersosialisasi. Jika memungkinkan, baiknya jangan ditanggapi. Menurut Wita, gerakan mengangguk sebagai jawaban netral bisa jadi diartikan bahwa kita menyetujui atau senang dengan adanya kabar tersebut.
"Ibaratnya sudah ditambahi bumbu-bumbu tuh omongan kita. Namanya komunikasi kalau udah di orang ketiga, keempat, kan kita nggak tahu. Ya paling bisa direspons dengan 'oh gitu ya'. Atau alihkan, ajak dia ngobrolin hal yang lain," pungkas Wita. (*/Naf)









