SDK-Kalma Pertanyakan Hasil Scan C1 Milik KPU

Wacana.info
Konfrensi Pers SDK-Kalma (Foto/Rahmat)

MAMUJU--Komisi Pemilihan Umum (KPU) telah merilis hasil perhitungan Pemilukada Sulawesi Barat berdasarkan scan C1 dari seluruh TPS. Tim calon Gubernur dan Wakil Gubernur, Suhardi Duka (SDK)-Kalma Katta mengaku menemukan perbedaan hasil perhitungan antara C1 yang dirilis di portal KPU dengan formulir C1 yang dipegang oleh tim Pasangan Calon nomor urut 1 itu.

Tim media center SDK-Kalma, Hajrul Malik menyebut, pihaknya menemukan sejumlah perbedaan hasil perhitungan yang ia miliki dengan apa scan C1 yang diupload KPU di portal resminya. Di beberapa wilayah kabupaten, perbedaan hasil perhitungan suara tersebut nyatanya merugikan pasangan yang didukung Demokrat, Hanura, PKS dan PBB itu.

"Memang tidak semua berbeda. Tapi yang pasti kami temukan misalnya diu Kabupaten Polewali Mandar. Kami temukan selisih angka, Paslon 3 (ABM-Enny) yang dimuat di portal KPU itu 103.987 itu yang ada di portal. Berbeda dengan hitungan C1 yang kami terima yaitu 101.957. Jadi ada selisih," ungkap Hajrul dalam konfrensi pers yang digelar di kediaman SDK, Jumat (17/02) sore.

Dikutip dari https://pilkada2017.kpu.go.id/hasil/t1/sulawesi_barat, per pukul 19.20 WITA diketahui, perolehan suara Pasangan Calon Ali Baal Masdar (ABM)-Enny Anggraeni Anwar memperoleh suara sebesar 243.552 suara, sementara SDK-Kalma di posisi kedua dengan perolehan suara sebesar 238.256 suara dan pasangan Salim S Mengga-Hasanuddin Mas'ud di urutan ketiga dengan perolehan suara 145.911 suara.

"Itu belum selisih yang ada di Mamasa, karena menurut kami, selisih suara kami dengan Paslon 3 itu ada di angka 25.000. Tapi kalau di portal KPU selisihnya cuma 23.000. Itu yang memang harus kami sampaikan, karena yang di portal itu bukan hasil final, ia hanya bersifat sementara," sambung Hajrul.

Jika seperti itu, apakah mungkin ada perbedaan hasil perhitungan suara antara tim pemenangan dengan KPU sementara data yang digunakan sama-sama bersumber dari formulir C1 ?.

"Boleh saja terjadi human error. Karena itu melalui proses scan. Ketika itu discan di pusat dan input, boleh saja angka 3 jadi angka 8. Karena itu discan, bisa jelas bisa juga tidak jelas. Kami tidak mengatakan ada kesengajaan, karena tekhnologi itu masih dikendalikan manusia," cetus Hajrul.

Sekretaris DPW PKS Sulawesi Barat itu menegaskan, pihaknya akan tetap membuktikan keakuratan data yang ia pegang pada proses rekapitulasi perhitungan suara berjenjang yang akan dilakukan dalam waktu depat.

"Nanti kita akan buktikan pada proses selanjutnya yaitu perhitungan di kabupaten dan di provinsi. Apapun hasilnya, takdir politiknya kita akan hormati. Tapi selama belum, kita akan menghimbau ke masyarakat supaya tenang sampai hasil perhitungannya bisa selesai," pungkas Hajrul Malik.

"Paling tidak kita bisa sama-sama mengawal proses rekapitulasi yang ada di semua tingkatan. Karena itu akan membuktikan asumsi para Paslon. Itu semua akan diperkuat setelah ada proses rekapitulasi. Jangan resah dengan apa yang sudah ditayangkan lewat portal KPU. Itu belum final. Itu boleh saja ada kesalahan tekhnis di dalamnya. Karena kami juga menemukan yang juga berbasis C1, ada selisih suara. Kita meminta saja seluruh masyarakat untuk tetap tenang sembari menunggu proses rekapitulasi yang ada," sumbang legilstor asal Demokrat, Sukri Umar. (A/Naf)