Salim-Hasan; Pemimpin itu Bukan Raja, Pemimpin itu Melayani

Wacana.info
Orasi Salim-Hasan. (Foto/Istimewa)

MAMUJU--"Pemimpin itu harus mampu hidup dalam kesederhanaan. Tidak boleh ada pemimpin yang hanya mampu menipu rakyatnya. Ia harus bisa menerima masukan dari rakyatnya. Pemimpin itu bukan raja yang kerjanya hanya dilayani, sejatinya pemimpin itu melayani rakyatnya,". Hal itu ditegaskan calon Gubernur, Salim S Mengga di hadapan ribuan massa pendukunganya pada kampanye akbar pasangan Salim S Mengga-Hasanudin Mas'ud di Mamuju, Kamis (5/1).

Salim menegaskan, di era demokrasi moderen seperti sekarang ini, tidak boleh lagi ada pihak yang melakukan langkah politik terlarang. Ia menyebut, sudah bukan zamannya lagi bara para pihak yang berkepentingan di Pemilukada untuk menakut-nakuti rakyat hanya untuk kepentiangan politik sesaat saja.

"Pemimpin yang baik itu adalah ia yang tidak mengancam rakyatnya. Apakah mengancam dengan Raskin atau PKH, dan sejenisnya. Biarkan rakyat dengan cerdas memilih siapa yang akan jadi pemimpinnya. Satu hal yang mesti kita ingat, tidak ada pemimpin ideal yang lahir dengan cara menakut-nakuti rakyat," tegas Jenderal bintang 2 itu di kampanye akbar yang juga dihibur oleh artis ibu kota, Zaskia Gotik tersebut.

"Jangan pernah mengumbar istilah malaqbi, jika perkataan dan perbuatanmu jauh dari sifat malaqbi itu sendiri," sebutnya.

Hasanuddin Mas'ud sendiri menganggap, pencalonannya bersama Salim di Pemilukada Sulawesi Barat merupakan perpaduan yang pas demi peningkatan kesejahteraan masyatakat.

"Kami punya integritas dan kapasitas untuk memimpin Sulbar. Pak Salim itu jenderal bintang 2, saya sendiri adalah seorang pengusaha. Jadi, kami adalah perpaduan yang cocok untuk memimpin Sulbar," kata Hasanuddin.

Jika terpilih, Hasanuddin berkeinginan untuk memaksimalkan potensi Migas yang ada di wilayah laut Sulawesi Barat. Ia juga bakal membangun pelabuhan kontainer skala besar sekaligus membangun Depo Pertamina di Provinsi ke-33 ini.

"Kita tidak mau model pemerintahan kita seperti pemerintahan zaman dulu. Feodal dan sarat akan nepotisme. Kita mau pemimpin itu benar-benar baru, dengan membawa harapan baru bagi masyarakat," demikian Hasanuddin Mas'ud. (A/Naf)