Terima Kasih Gubernur Sulbar; Anwar Adnan Saleh

Oleh: Syarifuddin mandegar (Penggiat Sosial)
Memasuki usianya ke 12 tahun, boleh dibilang Sulawesi Barat mulai memperlihatkan kemajuan ekspektasinya. Provinsi yang dipunggawai oleh H. Anwar Adnan Saleh sebagai Gubernur dan Wakilnya H. Amri Sanusi pada periode pertama serta H. Aladin S Mengga sebagai wakilnya pada periode kedua. 10 (sepuluh) tahun perjalanan kepemimpinannya, Gubernur yang selalu tampak dengan gestur menunjuk itu telah banyak menciptakan karya untuk kemajuan pembangunan di tanah Malaqbi’ ini sekaligus menjawab keraguan publik akan kepiawaiannya dalam membangun daerah ini.
Gubernur yang akrab dengan ucapan membangun Sulawesi Barat dari Nol Kilometer, ibarat sebuah roda empat, Gubernur itu telah membawa kemajuan Sulawesi Barat hingga ribuan kilometer. Mesikipun disadari, harapan publik belum semuanya terwujud. Namun, publik juga tidak bisa menutup mata atas prestasi yang ia telah torehkan selama menahkodai Sulawesi Barat.
Dalam artian komitmen dan integritasnya bukan sekedar pepesan kosong tetapi kedua hal itu adalah preferensi dasar dalam mewujudkan segal hal ihwal amanah publik atas jabatan yang disandangnya. Bahwa banyak pejabat yang dipimpinnya mendekam di jeruji besi akibat perilaku melanggar norma dan etika birokrasi dan terkadang menuai protes kiritis Mahasiswa. Itu adalah kekurangan yang tidak dapat digeneralisasi pada seluruh aspek. Sebab, hukum telah memberikan sanksi atas kekhilafannya.
Sanksi-sanksi itu juga bukan semata-mata dilihat sebagai aib tetapi kehadiran sanksi itu juga bisa dipandang sebagai penguatan terhadap pembinaan mental bagi birokrasi yang telah keluar dari garis nilai-nilai malaqbi. Tapi sudahlah memperdebatkan reward dan punhisment bukan tempatnya disini.
Mari kita fokus pada tema diatas. Pada intinya, untuk mengukur indokator pembangunan memiliki kemajuan atau mengalami stagnanasi, dilihat dari dua aspek. Pertama, implementasi amanah infrastruktur yakni pendidikan, ekonomi dan kesehatan. Kedua, Suprastrukur yang berkenaan dengan agama dan budaya. Kedua aspek ini, dalam implementasinya tidak bisa saling kontraproduktif dimana agama dan budaya adalah struktur nilai yang tidak bisa dipsahkan dari proses pembangunan infrastruktur.
Karena itu, dari tahun ke tahun, pertumbuhan ekonomi Sulawesi Barat makin mengalami pertumbuhan dengan berpedoman pada rilis Badan Pusat Statistik (BPS)
“Perekonomian Sulawesi Barat triwulan II 2016 yang diukur berdasarkan produk domestik regional bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku mencapai 8,81 triliun Rupiah dan sedangkan atas dasar harga konstan 2010 mencapai 6,78 triliun Rupiah.
Ekonomi Sulawesi Barat triwulan II 2016 mengalami pertumbuhan sebesar 6,18 persen (q to q). Dari pendekatan lapangan usaha, pertumbuhan tertinggi dicapai oleh kategori administrasi pemerintahan, pertahanan dan jaminan sosial wajib sebesar 15,20 persen. Dari sisi pengeluaran pertumbuhan tertinggi dicapai oleh komponen pengeluaran konsumsi pemerintah sebesar 95,51 persen.
Adapun perekonomian Sulawesi Barat jika diukur berdasarkan triwulan yang sama tahun 2015 (y on y) mengalami pertumbuhan 4,57 persen. Pertumbuhan tertinggi sebesar 32,45 persen yang terjadi pada kategori jasa keuangan dan asuransi sedangkan dari sisi pengeluaran sebesar 11,80 persen pada komponen pengeluaran konsumsi pemerintah.
Secara kumulatif (triwulan I-II) 2016 jika dibandingkan dengan kondisi yang sama tahun 2015 (c to c), ekonomi Sulawesi Barat tumbuh hingga 5,37 persen. Pertumbuhan tertinggi dari sisi lapangan usaha adalah pengadaan listrik dan gas yang tumbuh 27,09 persen. Sedangkan dari sisi pengeluaran sebesar 8,07 persen pada komponen pembentukan modal tetap bruto (PMTB). (dikutip dari rilis data BPS Sulbar di http://sulbar.bps.go.id, tanggal 05-08-2016)
Tanpa ingin berspekulasi atas data itu, namun sejalan dengan visi-misinya, indikator itu sejatinya dapat membawa nalar sehat kita untuk mengatakan bahwa Gubernur Sulawesi Barat dua periode ini sangat memahami kedua aspek pembangunan infrastruktur dan Suprastrukur sehingga dalam membangun provinsi bergenre Malaqbi’ ini, trend kemajuannya makin meningkat.
Tentu saja di usia Sulawesi Barat yang masih tergolong muda ini tidak bisa serta merta menjawab ekspektasi seluruh lapisan masyarakat Sulawesi Barat di Enam Kabupaten (Matra, Mamuju, Polman, Majene, Mateng dan Mamasa). Tapi apa yang ditorehkan Gubernur (H. Anwar Adnan Saleh) bersama kedua Wakilnya dimasing-masing periode (H. Amri Sanusi dan H. Aladin S Mengga) telah membawa dampak yang signifikan bagi masyarakat Sulawesi Barat. Demikian halnya Pembangunan bidang keagamaan dan budaya. Sarana peribadatan tiap tahunnya diberikan bantuan milyaran sebab, Gubernur sadar bahwa masyarakat Sulawesi Barat adalah masyarakat yang kokoh dengan nilai religiusitasnya sehingga memberikan perhatian terhadapnya adalah keniscayaan baginya.
Membangun Sulawesi Barat dari Nol Kilometer hingga seperti yang kita saksikan sekarang ini bukan hal yang mudah bahkan diawal periodenya, semua instansi pemerintahan harus melaksanakan kerjanya pada kantor yang berstatus pinjaman dan kontrakan. Namun bukti cintanya terhadap Sulawesi Barat yang begitu dalam dan sarat dengan pengalaman, akhirnya Gubernur dua periode itu mampu merintis pembangunan Sulawesi Barat ini dengan tanpa pamrih. Meskipun masih banyak yang belum tuntas, tapi perlu disadari bahwa Gubernur itu tidak ada seumur hidup. Sehingga sungguh sangat naif kiranya jika kekurangan-kekurangan itu menjadi tolak ukur penilaian dan menutup mata kita terhadap keberhasilan yang telah dicapai selama 10 tahun menjadi Gubernur.
Mensyukuri segala anugerah Tuhan ini membutuhkan kebesaran jiwa kita semua. Kita tidak bisa selalu memandang segala kekurangan dengan jiwa dan nalar yang tidak sehat sebab mensyukuri sesuatu itu bukan dilihat dari besar kecilnya pembangunan yang memberikan mamfaat baik pada diri kita maupun seluruh masyarakat Sulawesi Barat melainkan melihat dengan dengan kacamata yang proporsional. Kultur masyarakat Sulawesi Barat bukanlah masyarakat tanpa nurani dalam melihat segala keberhasilan yang ada. Apa yang telah ditorehkan pemimpin kita sudah sepetutnya kita merawatnya sebagai bentuk terima kasih kita kepada Gubernur dan Wakilnya diakhir periodenya demi masa depan anak cucu kita. Terima Kasih Gubernur
-------Wassalam--------