Aksi Mogok Tenaga Medis di RSUD Regional Sulbar, Begini Sikap Komite Etik
MAMUJU--Komite etik dokter Rumah Sakit Daerah regional Sulawesi Barat angkat bicara seputar aksi mogok kerja yang dilakukan sejumlah tenaga medis di Rumah Sakit kebanggan pemerintah provinsi Sulawesi Barat itu.
Saat menggelar konfrensi pers di sekretariat Ikatan Wartawan Online (IWO) Sulawesi Barat, Sabtu (07/10) siang, komite etik dokter RSUD Regional Sulawesi Barat menjelaskan sikap.
Ketua komite etik RSUD Regional Sulawesi Barat, dr Harpandi Rahim menyebut, beragam kekurangan, mulai ketersediaan obat-obatan hingga fasilitas kesehatan juga jadi penyesalan tersendiri di benak komite etik.
“Beberapa kali meminta dari pihak menejemen. Tidak ada solusi juga, menghadap sama Bapak Gubernur selaku orang yang tertinggi yang bisa mengambil keputusan,” sebut Harpandi.
Beragam keterbatasan di RSUD Regional Sulawesi Barat tak jarang menimbulkan keluhan dari keluarga pasien. Bahkan, ada saja pihak pasien menganggap tenaga medis tidak profesional dalam bekerja.
“Belum ada solusi sampai kemarin. Itu dipicu satu hari sebelumnya banyak keluhan dari masyarakat yang menyudutkan kita semua dokter, karena tidak adanya obat sampai masalah oksigen pun yang tidak ada, dokter pun harus disudutkan,” sambungnya.
"Akumulasi itulah hingga aksi tidak melakukan pelayanan khusus untuk di poliklinik. Adapun untuk di kamar UGD insatasi gawat darura, tetap kami layani sama dengan pasien untuk rawat nginap kami tetap tiap hari kami periksa tangani sampai mereka sembuh,” Harpandi menjelaskan.
Teranyar, persoalan di RSUD Regional Sulawesi Barat itu kini mulai mendapati jalan keluar. Harpandi mengaku, hal tersebut sudah mendapat perhatian dari pemerintah provinsi Sulawesi Barat.
“Sekprov datang untuk memadiasi. Bahasanya itu, diharapkan kepada menejemen mengadakan obat, menciptakan kondisi supaya rumah sakit itu menjadi rumah sakit yang berstandar,” pungkas dr Harpandi. (Keto/A)