‘Kalau Rp. 5 Juta ji, Sebentar ji Didapat’

MAMUJU--Sahar dan Inpul mengaku mampu mengumpulkan pundi-pundi rupiah dalam waktu singkat. Dalam sehari, keduanya mengaku mampu meraup keuntungan hingga jutaan rupiah dari penjualan batu akik.
Bahkan, jika sedang hoki dengan menjual bongkahan batu mulya yang utuh, keuntungannya pun bisa berkali-kali lipat. Sekali kali transaksi, bisa untuk membawa pulang sepeda motor.
"Kalau uang Rp. 5 Juta ji, sebentar ji didapat," ungkap Ipul saat ditemui, Minggu (7/05).
Keutungan yang didapat bukan hanya dari penjualan batu akik saja. Cincin sebagai wadah untuk mempercantik batu akik pun juga jadi sumber mendatang rupiah. Itu belum termasuk hitungan jasa pembuatan dan mempercantik batu itu sendiri.
"Mulai dari bacan doko, sojol, jenis batu mulia sampai batu ngalo atau Manakarra kami jual," timpal Sahar.
Terkhusus untuk batu ngalo, Sahar mengungkapkan, jenis batu mulia itu adalah jenis barang yang mampu memberikan keuntungan dalam jumlah besar. Untuk satu bongkahan saja, terkadang ia membelinya sampai puluhan juta rupiah, kemudian berhasil terjual dengan keuntungan berkali lipat.
"Kalau ngalo super, bisa sampai Rp. 20 Juta kita jualkan kembali," tuturnya.
Cerita di atas adalah penggalan kisah di masa kejayaan para penjual batu akik beberapa tahun silam. Media 2014 lalu, batu akik merupakan barang yang paling diburu oleh jutaan orang se antero negeri ini. Beda cerita saat ini, saat animo masyarakat untuk memiliki dan mengoleksi batu akik semakin berkurang. Para penjual pun kini tak lagi dibanjiri pesanan batu akik.
Sahar yang ditemui di galerinya di jalan Abd Wahab Azasi, Mamuju itu mengutarakan, pesanan batu akik tak seramai dulu. Berbagai jenis batu yang dulu sempat jadi primadona, kini dibiarkan menjadi onggokan, tersusun rapi di dalam lemari. Begitu pun bongkan yang belum terbentuk, kini hanya jadi pajangan saja.
"Laku ji, tapi begitu mi, tidak seperti mi dulu," kata Sahar.
Sahar, adalah pengrajin sekaligus penjual batu akik yang berasal dari kabupaten Polman. Ia memilih hijrah ke Mamuju dua tahun lalu lantaran bisnis jual beli batu akik pada saat itu cukup menjanjikan.
"Biasa ji banyak laku kalau ada tamu dari luar yang dibeli pemerintah untuk oleh-oleh," paparnya.
Sahar dan Ipul adalah dua dari sekian banyak orang yang masih berharap besar kesuksesan bisnis batu akik bisa kembali terulang. Saat animo masyarakat untuk memiliki dan mengoleksi 'batu bertuah' yang banyak memiliki cerita mistis itu bisa kembali jadi buruan.
"Mudah-mudahan pemerintah tidak berhenti promosikan batu lokal (Ngalo), biar kembali ramai lagi orang beli batu," harap Ipul. (Keto/A)