'Kita Bumikan Film di Tanah Manakarra'
Laporan: Muhammad Akbar
MAMUJU--Pemutaran dan workshop film Mamuju resmi digelar. Pembukaan kegiatan yang diinisiasi oleh komunitas film lokal pitu sinema bekerja sama dengan Kemeterian Pendidikan dan Kebudayaan serta LPDPD itu diikuti oleh puluhan peserta didik perwakilan dari berbagai sekolah serta sejumlah perwakilan mahasiswa.
Kepala Bidang Kebudayaan, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Sulawesi Barat, Andi Harun Rasyid secara resmi membuka rangkaian kegiatan pemutaran dan worshop film Mamuju di salah satu hotel di Kota Mamuju, Rabu (14/12). Di hadapan puluhan tamu undangan, ia secara terbuka memberi apresiasinya.
"Saya juga sangat mengapresiasi kegiatan ini. Apalagi yang terlibat adalah adik-adik siswa dan mahasiswa yang harus mengerti regulasinya dan bisa ikut terlibat dalam produksi film. Terima kasih kepada Pitu Sinema atas terselenggaranya kegiatan ini," beber Andi Harun Rasyid yang hadir mewakili Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Sulawesi Barat.
Pembukaan pemutaran dan workshop film Mamuju hari itu sekaligus jadi tanda dimulainya rangkaian agenda serupa yang rencananya bakal digelar di sejumlah titik di Kabupaten Mamuju. Oleh penyelenggaran, peserta didik dan mahasiswa jadi fokus utama pemutaran dan workshop film.
Pemotongan Kue Simbol Rangkaian Pemutaran dan Workshop Film Mamuju Resmi Dibuka. (Foto/Istimewa)
"Kegiatan pemutaran dan workshop film Mamuju ini adalah langkah awal untuk menuju Manakarra Film Festival pada tahun 2023 nanti. Melalui kegiatan ini, kita berharap akan lahir sineas-sineas baru yang dapat memajukan perfilman di tanah Malaqbi ini," sumbang ketua komunitas Pitu Sinema, Sadly Asis.
Pada kesempatan yang sama, peserta dan tamu undangan juga disuguhkan lima film produksi sineas-sineas dari berbagai daerah di Tanah Air. Agenda nonton bareng pun digelar dengan suguhan film; Persenan, Rasa(H), Portal Pandemi, Impen serta satu film karya sineas lokal Mamuju, Kita Beda.
"Kita akan bumikan film di tanah Manakarra. Setelah dari kegiatan ini wajib terbentuk komunitas film di setiap sekolah. Kita akan buat seribu macam kisah di warung kopi," harap Ikhwan Wahid, sutradara film Kita Beda.
Pitu Sinema juga membuka kesempatan bagi siapa saja yang ingin menyaksikan lima film di atas. Rencananya, ruangan utama wisma Malaqbi Mamuju akan disulap menjadi bioskop tempat diputarnya lima film tersebut pada malam hari usai workshop. Sayang, sebanyak 70 orang kuota untuk nonton bareng yang disediakan oleh penyelenggara kini telah terpenuhi. (*/Naf)