Pelatihan Early Warning System; Perkuat Kesiapsiagaan Hadapi Bencana
MAMUJU--Mako Brimob Pola Sulawesi Barat jadi tempat pelaksanaan pelatihan early warning system se-Provinsi Sulawesi yang diinisasi oleh Pemerintah Provinsi Sulawesi Barat, Senin (7/11). Jajaran Forkopimda, serta sejumlah instansi dilibatkan dalam agenda tersebut.
Penjabat (Pj) Gubernur Sulawesi Barat, Akmal Malik saat membuka pelatihan early warning system menjelaskan, kegiatan tersebut merupakan sebuah terobosan untuk membentuk kesiapsiagaan seluruh pihak dalam menghadapi ancaman bencana.
"Saya jujur kegiatan ini diinspirasi kejadian beberapa waktu lalu yaitu bergesernya bukit di Desa Onang yang menutupi jalan lintas Sulawesi. Informasi pertama saya dapatkan dari Polda," ungkap Akmal Malik dikutip dari berita.sulbarprov.go.id.
Akmal mengapresiasi seluruh pihak yang dengan cepat mengatasi bencana tanah longsor itu. Sesuatu yang mustahil untuk terwujud tanpa adanya kolaborasi dan kerja sama di antara segenap pihak terkait.
Di sisi lain, masih oleh Akmal, poin yang wajib untuk menjadi perhatian serius adalah bagaimana menyiapkan kesiapsiagaan menghadapi berbagai ancaman bencana. Apalagi Sulawesi Barat menyimpan potensi bencana paling tinggi di seluruh wilayah Indonesia.
"Khusus di Sulawesi Barat, berdasarkan data indeks risiko bencana tahun 2021, Sulawesi Barat mempunyai skor risiko yang paling tinggi yaitu 164,85 point," ucap Akmal.
Akmal pun berharap, seluruh pihak dapat menjaga bentuk kolaborasi untuk secara bersama-sama meningkatkan kewaspadaan untuk setiap ancaman bencana di provinsi ke-33 ini.
"Kuncinya ada di kolaborasi. Mohon hilangkan spirit yang mementingkan diri sendiri. Saya minta ketika ada kejadian bencana semua pihak bergerak. Harus ada kolaborasi pemerintah provinsi dan kabupaten dan instansi terkait," harap dia.
Bagi Akmal, menjawab tantangan kebencanaan di Sulawesi Barat tak bisa dilakukan secara sendiri-sendiri. Mesti dilakukan secara secara bersama. Melibatkan OPD terkait. Akmal meminta agar dalam pelatihan yang digelar dapat melahirkan output sesuai Standar Operasi Prosedur (SOP).
"Kita ingin output-nya dapat mengindentifikasi titik-titik potensi bencana di seluruh kabupaten. Tolong juga dibuatkan Sop-nya," begitu kata Akmal Malik.
Di tempat yang sama, Kalaksa BPBD Sulawesi Barat, Amri Ekasakti menambahkan, pelaksanaan kegiatan itu merupakan bentuk kesiapsiagaan pemerintah daerah mengingat tingginya potensi bencana di Sulawesi yang telah menjadi perhatian serius.
"Utamanya, tindakan nyata terhadap penanggulangan bencana di jalur Sulawesi agar distribusi barang dan jasa dapat berjalan lancar," sumbang Amri Ekasakti. (*/Naf)